[caption id="attachment_154103" align="aligncenter" width="393" caption="After a Quarrel. Foto: fotothing.com"][/caption]
* bagian ke-3 dari serangkaian tulisan *
Matahari masih bergerak ke arah Barat...
KUTI terpaku di depan laptopnya. Menatap kosong dua kalimat yang tertera. Tidak biasanya dia seperti ini, duduk bengong di depan komputer. Biasanya, begitu menemukan kalimat pembuka, kalimat demi kalimat akan meluncur deras seperti air...
Pikiran Kuti melayang. Tidak jauh-jauh memang. Hanya beberapa meter.
Apa yang dilakukan Dee saat ini? Apa yang dipikirkannya?
Kuti menarik nafas panjang. Membaca kalimat di komputer dan menghembuskan nafas dengan sia-sia.
Ini bukan pertama kali mereka berselisih paham. Bukan pertama kali berbeda pendapat. Namun kali ini lain. Ini pertama kali keduanya ngotot karena merasa keduanya benar.
Geraham Kuti menegang. Yang menjengkelkan Kuti adalah, keduanya dengan sadar telah melanggar kesepakatan. Membiarkan si kecil Pradipta tahu. Padahal dulu, mereka punya perjanjian. Apapun yang terjadi, mereka tak akan memperlihatkan perselisihan di depan mata si kecil. Karena biar bagaimana pun, tidak sehat bagi si kecil untuk melihat kedua orang tuanya adu mulut.
Karena itu, jika punya masalah, mereka memilih untuk membicarakan setelah Pradipta tertidur. Dan biasanya pula, jika terjadi perdebatan panjang, Dee akan ngambek dan berbalik belakang. Dan Kuti akan mengalah dengan memeluk pinggang istrinya.
Dan seperti biasa pula, Dee akan menampik lengannya, dan menampik dan menampik lagi. Namun Dee biasanya akan 'menyerah' setelah Kuti mencium belakang leher. Dee akan menggelinjang kegelian dan...
***
Yang terjadi sekarang berbeda. Mereka beradu pendapat tepat di depan Pradipta. Dan dengan sedih Kuti melihat bagaimana tatapan mata penuh luka dari anaknya. Tatapan sedih dan takut yang sukar dilukiskan.... Dan itu sebabnya Pradipta memilih meninggalkan rumah dan berkunjung ke rumah Hes...
Ahh...
Kuti mendesah. Dia tahu, khusus untuk hal ini, penyelesaiannya tidak sesederhana sebelumnya. Karena mereka berdua merasa benar. Dan mungkin, mereka berdua memang benar. Pertanyannya, bagaimana mencari solusinya?
Kuti mengklik simbol 'close' pada layar wordnya, dan mengklik browser. Dia membuka youtube. Menulis beberapa kata kunci dan mengklik 'search'.
Kuti kemudian memasang headset ke kepala (ya iyalah, masak dipasang di pinggang ya? hehehe). Dan sambil memejamkan mata dia menyimak kata-demi kata dari lagu lawas Kla project yang terdengar merdu...
"Hari hari nan berdebu,
bersama dirimu
yakin kuhadapi
Sambil merajut berdua
anyaman benang angan
yang kau tawarkan...."
(Kayaknya masih bersambung. Dan giliran Dee untuk bikin sambungannya, hehehehe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H