Jadi, suatu petang aku berjalan- jalan dengan kawanku yang kuceritakan di atas itu. Secara harfiah kami memang betul di petang hari tersebut berjalan kaki, menyusuri trotoar di kota Bangalore.
Ada dua alasan yang membuat kami memilih untuk berjalan kaki. Pertama, sore itu jalan agak macet. Jadi, jalan kaki merupakan solusi paling praktis yang dapat dipilih. Yang kedua, ha ha ha… karena kami ingin ‘ngerumpi’, ingin mengobrol sambil tertawa- tawa. Dan tak ada cara lain yang lebih menyenangkan selain berjalan di sore hari bersama seorang kawan baik sambil tertawa- tawa bercerita ngalor ngidul.
Sore itu, kami pergi ke sebuah mall yang konon saat itu merupakan yang terbesar di kota Bangalore. Bangalore ketika itu merupakan kota yang sedang berkembang dengan kepesatan luar biasa karena banyak perusahaan besar dari seluruh dunia memusatkan operasinya di kota ini. Tapi sungguh, toko- tokonya sendiri sangat sederhana. “Mall” terbesar itu hanya merupakan toko dua lantai yang tak begitu besar, yang menjual barang- barang produksi dalam negeri, terutama kain- kain sari dan perhiasan khas India.
Aku tak membeli apapun di sana. Kawanku mengatakan bahwa jika aku ingin membeli kain sari, dia akan mengajakku ke tempat lain dimana dengan kualitas setara aku dapat memperoleh kain itu dengan harga lebih murah.
Jadi begitulah, kami window shopping saja.
Lalu, sepulang window shopping, kami berjalan kaki lagi menuju rumah kawan tersebut. Sejak awal kedatanganku, dia memang bersikeras bahwa aku harus-harus-harus mampir ke rumahnya ketika aku berada di Bangalore. Sebenarnya, dia bahkan meminta aku untuk memperpanjang kunjungan kerjaku dan menginap di rumahnya beberapa hari. Sayang jadwalku tak memungkinkan aku untuk melakukan hal tersebut ketika itu.
Dan dalam perjalanan pulang dari mall ke rumahnya itulah kami menikmati sejenis makanan kecil yang dijual di trotoar di tepi jalan di Bangalore.
Namanya Pani Puri.
Pani Puri merupakan jajanan kaki lima populer di India. Terdiri dari “puri”, yang bentuknya merupakan bola tepung renyah dengan bagian yang kosong di tengah- tengah. Besarnya kira- kira sebesar bola pingpong.
Ketika akan dihidangkan, bola tepung ini diisi dengan kentang rebus dan kacang- kacangan serta bumbu yang berupa campuran air, asam, cabai, daun ketumbar, daun mint dan beberapa bumbu khas India. Air dengan rasa asam pedas inilah yang disebut "pani".
Pani, di lidahku terasa seperti bumbu rujak. Agak manis, kecut dengan sedikit rasa pedas di lidah.