[caption id="attachment_313660" align="aligncenter" width="267" caption="Tiga Babi Kecil. Gambar: www.worldstories.org.uk"][/caption] Pernah dengar cerita populer "The Three Little Pigs" ?
CERITA tentang tiga orang babi kecil yang membangun rumah dari bahan yang berbeda- beda, yakni jerami, kayu dan batu bata.
Serigala jahat berhasil meniup dan merusak dua rumah pertama yang dibuat dari jerami serta kayu namun tak berhasil melakukannya pada rumah yang terbuat dari batu bata. Para babi kecil dari rumah jerami dan kayu akhirnya lari dan berlindung di rumah saudaranya yang terbuat dari batu bata dan selamat dari terkaman serigala jahat.
Kisah sangat populer ini diceritakan secara turun temurun kepada banyak generasi, konon bahkan sejak sekitar dua abad yang lalu. Edisi cetak tertua buku ini bertahun 1840 namun ceritanya sendiri diduga sudah ada sejak sebelum itu.
Inti cerita kanak- kanak populer ini mengajarkan tentang perlunya mengupayakan untuk melakukan hal terbaik yang bisa dilakukan. Membuat rumah dari batu bata, dalam cerita itu, digambarkan sebagai usaha tersulit dan terlama dibandingkan membuat rumah dari jerami dan kayu. Dan hasilnya, babi kecil yang mau bersusah payah membangun rumah bata selamat dari kejaran serigala.
Cerita bagus, dengan pesan yang jelas, namun...
Ha ha.
Adikku terbahak- bahak menceritakan padaku apa yang terjadi ketika dia membacakan buku ini bagi anak- anaknya.
Adikku dan istrinya memiliki kebiasaan membacakan buku cerita bagi anak- anaknya yang berusia TK dan play group sebelum tidur. Lalu, pada suatu hari, mereka memilih buku bergambar Three Little Pigs ini untuk dibacakan.
Dan acara itu gagal total.
Sebab anak- anaknya sangat kritis, ternyata.
Ketika diceritakan bahwa ada serigala jahat datang dan berusaha meniup rumah jerami babi kecil yang pertama, anaknya bertanya, " Lho, memangnya serigalanya datang kesitu mau ngapain ? "
Adikku menjawab, " Mau makan babinya... "
Dan para keponakanku menatap ayahnya -- adikku -- lalu memprotes begini, " Tapi babi kan nggak bisa dimakan ! Haram ! "
Wah.
Ha ha ha ha ha.
Adikku tertawa menyadari logika anak- anaknya. Mereka sudah sekolah dan rupanya di sekolah sudah diajarkan bahwa ada aturan untuk tidak makan babi bagi muslim. Ajaran yang rupanya sudah diserap oleh para keponakanku itu.
Adikku berhenti membaca buku itu malam tersebut, mengganti dengan cerita lain, dan beberapa hari kemudian membacakan kembali cerita The Three Little Pigs itu namun mengganti tokoh sang babi menjadi... domba.
Tak ada protes lagi dari anak- anaknya kali itu. Ha ha ha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H