***
Yang juga menyenangkan dalam membuat cersil 'Darah di Wilwatikta' adalah kami bisa memasukkan 'cameo', karakter beberapa tokoh berdasarkan nama atau identitas rekan sesama blogger. Tampilnya beberapa karakter ini turut memberi andil dalam memberikan ide, juga alur dan plot kisah.
Di masa mendatang, akan semakin banyak karakter yang terinspirasi oleh nama rekan blogger yang akan muncul. Jika dimungkinkan bisa saja ada bintang tamu spesial untuk menghangatkan suasana. Misalnya pendekar keturunan Pulau Es, atau bisa saja Yoko atau Siauw Lionglie hadir sebagai pendekar tamu!!!
***
Sebagai cerita yang murni fiksi, kami berusaha menampilkan kisah yang realistis dan semanusiawi mungkin. Karena itu, falsafah 'pendekar juga manusia' akan tetap kami pegang. Artinya, kami berusaha menghindarkan kesan bahwa tokoh utama dalam cerita ini bagaikan malaikat yang tanpa cacat dan cela.
Tokoh-tokoh dalam 'Darah di Wilwatikta' adalah cerminan manusia biasa, yang juga punya beragam perasaan: benci, cinta, senang, suka, gemas, jengkel, dendam dan sebagainya.
Perasaan para karakter dalam cersil di padepokan pada hakekatnya menggambarkan apa yang dirasakan semua manusia secara universal. Bahwa ada yang membedakan antara manusia dan binatang. Yakni emosi dan empati.
Sama halnya dengan karakter yang kami buat, maka kami, penghuni rumahkayu juga hanya manusia biasa. Yang tidak sempurna, dan juga punya rasa. Dan emosi. Yang bisa senang, gembira, penuh cinta (ehm) dan bisa juga jengkel, kesal, bahkan... muak!!!
p.s.
Nama tokoh cersil di atas ditulis berdasarkan ejaan aslinya di cersil yang menggunakan dialek Hokkian. Nama-nama itu mungkin dikenal dalama versi lain, misalnya Huang Rong (Oey Yong), Guo Jing (Kwee Ceng), Yang Guo (Yo Ko), Xiao Longnu (Siauw Lionglie) dan Jin Yong (Chin Yung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H