Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merayakan Proses Belajar

26 April 2014   16:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Proses belajar memang perlu dirayakan.

AKU senang melihat bagaimana anak bungsuku yang duduk di Sekolah Dasar selalu dengan riang gembira pergi ke sekolah dan dengan kegembiraan yang sama menceritakan apa yang terjadi di sekolah saat pulang ke rumah.

Kadang- kadang aku menggodanya dengan pertanyaan " Dik, adik ini sebetulnya ke sekolah mau belajar atau mau bersenang- senang? " yang selalu dijawabnya dengan " Dua- duanya. "

Aku menghargai betapa proses belajar di sekolahnya bisa dikemas menjadi hal yang menyenangkan. Yang membuat para murid tetawa setiap hari. Semangat setiap hari. Suasana belajar dibuat menyenangkan, bebas dari berbagai tekanan baik secara fisik maupun emosi, yang pada akhirnya diharapkan akan bisa meningkatkan potensi anak secara keseluruhan.

Di sekolah ini juga sangat tampak bahwa pengembangan potensi anak bukan semata difokuskan pada otak kiri, tetapi seimbang antara otak kiri dan otak kanan.

Dan yang paling menarik, mereka merayakan proses dan pencapaian belajar mereka.

13984801871837433334
13984801871837433334
Belum lama ini, misalnya, orang tua diundang untuk datang ke sekolah, pada acara yang bertajuk "Learning Celebration" untuk melihat apa yang telah dibuat oleh murid- murid kelas 5 buat untuk menyelesaikan sebuah modul pembelajaran dimana mereka mengekspresikan kreativitas mereka dalam bentuk- bentuk visual dengan tujuan untuk mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku orang lain.

Mereka mempelajari penggunaan beragam media kreatif untuk menyampaikan pesan, misalnya dengan membuat brosur, banner serta film pendek yang berisi gambar- gambar, slogan dan simbol- simbol.

Menarik melihat bagaimana para bocah murid kelas 5 SD ini ternyata bisa begitu kreatif dan menyampaikan pesan- pesan yang terkait dengan issue- issue nyata masa kini.

[caption id="attachment_321483" align="aligncenter" width="242" caption="Banner tentang pelestarian binatang. Dok. pribadi"]

1398480392742639420
1398480392742639420
[/caption]

Pesan- pesan yang bermunculan misalnya peringatan untuk selalu menggunakan sabuk pengaman saat mengemudi, selamatkan kelestarian pohon dan binatang, hemat air, makanlah wortel untuk kesehatan mata, stop bullying, jangan mengirimkan pesan pendek saat mengemudi, simple is beautiful, dan beragam topik lain.

Sejujurnya, aku cukup berdecak kagum melihat poster- poster, banner dan film yang mereka buat.

Kreatifitas itu jelas tampak mengalir keluar. Dan yang paling penting, kegembiraan dibalik semua proses pembelajaran tersebut jelas terlihat.

Saat video yang mereka buat diputar di depan para orang tua murid yang hadir, anak- anak ini tampak sangat senang dan bangga atas apa yang berhasil mereka buat. Juga, mereka dengan fasih menceritakan pada para orang tua mengapa mereka memilih topik tertentu untuk poster atau banner atau video mereka, misalnya.

[caption id="attachment_321521" align="aligncenter" width="436" caption="Video kampanye kelestarian alam hasil karya murid SD. Dok. pribadi"]

1398505736252358032
1398505736252358032
[/caption]

Para orang tua yang hadir, diberi souvenir sederhana berupa sekat buku bergambar serupa dengan banner yang mereka buat. Aku senang melihat betapa mereka bangga memberikan sekat buku kecil hasil karya mereka pada para ayah dan ibunya.

Last but not least, taraaaaa...

" Bukunya sudah jadi, " dengan senyum lebar anakku berkata.

Anak- anak ini memang dalam proses belajar mereka juga diminta membuat tulisan, yang setelah jadi dikumpulkan dan dicetak menjadi sebuah buku berisi kumpulan tulisan mereka. Topik yang ditulis bebas. Mereka boleh menulis apa saja yang mereka ingin tuliskan dan pikirkan. Bentuknyapun bisa true story maupun fiksi.

[caption id="attachment_321486" align="aligncenter" width="365" caption="Buku kumpulan tulisan para murid. Dok. pribadi"]

1398480577629207621
1398480577629207621
[/caption]

Buku itu diterbitkan dengan tulisan- tulisan sesuai aslinya, hampir tanpa diedit. Maka, bisa ditemukan penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang kurang tepat, sedikit salah eja, juga lompatan logika yang bagi orang dewasa mungkin perlu dijembatani, tapi bagi para bocah itu bisa jadi logis- logis saja. Ha ha ha. Tapi memang semua itu tak penting, sebab buku ini memang dibuat sebagai bagian dari proses belajar. Yang terpenting memang bahwa proses belajar itu dilalui dengan senang hati, dan kemudian...

Dirayakan !

[caption id="attachment_321550" align="aligncenter" width="346" caption="Dok. pribadi"]

13985207151823400453
13985207151823400453
[/caption]

** Artikel terkait: http://media.kompasiana.com/buku/2014/04/26/murid-sekolah-dasar-juga-bisa-menulis-buku-651894.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun