Sekolah memang tak selalu aman.
INI kisah nyata. Kejadian di sekolah yang berujung trauma panjang. Tentang teman anak tengah, anak nomor duaku, yang kini berusia remaja dan duduk di bangku SMA saat menjadi murid Sekolah Dasar swasta berbasis agama yang terkenal di kota kami,
Mohon dicatat: murid sebuah sekolah yang terkenal.
Aku ingin menggaris bawahi hal ini karena tulisan ini dibuat sebagai refleksi diri, dan juga untuk memperingatkan agar kita semua sebagai orang tua berhati- hati. Kebanyakan dari kita, termasuk aku, memiliki persepsi bahwa lingkungan sekolah itu aman, dan sehat bagi anak- anak. Apalagi jika sekolah itu merupakan sekolah yang terkenal.
Padahal tidak. Tidak selalu begitu.
Anak bungsuku sendiri, anak nomor 3, kelak di kemudian hari, saat naik ke kelas 3 SD terpaksa kupindahkan dari sekolah ini ke sekolah lain sebab ada banyak hal tak wajar yang terjadi di sekolah yang akhirnya juga mempengaruhi mentalnya.
Ramainya berita tentang JIS akhir- akhir ini, termasuk sikap mereka yang tak koopeatif dalam menangani pelecehan seksual yang terjadi di dalam sekolah, membuatku teringat kembali kisah ini.
***
[caption id="attachment_321604" align="aligncenter" width="459" caption="Gambar mofifikasi dari gambar di www.roblox.com"][/caption]
Tidak, ini bukan tentang kejahatan seksual. Ini penyiksaan secara fisik dan mental yang terjadi di sekolah, yang menurut pendapatku sendiri, merupakan suatu puncak dari kurikulum dan kebijakan yang berganti- ganti, carut marutnya manajemen, korupsi di jajaran pendidik serta ketertutupan pihak yayasan sekolah ini yang menyebabnya merosotnya mutu sekolah secara keseluruhan.
Jadi begini, sekolah ini merupakan sekolah yang menjadi pilot sekolah yang memiliki kelas akselerasi di kota kami.