" Jadi, apa sebenarnya yang sedang membuatmu frustrasi ? " tanyanya lagi.
Hah?! Aku terbahak.
Lalu tak dapat menahan diri untuk tidak bertanya, " How do you know ? " Bagaimana dia bisa tahu bahwa saat itu, walau berusaha untuk tak mengatakan sepatah katapun kepadanya, aku merasakan banyak rasa frustrasi merebak di dalam hati.
Sambil tersenyum- senyum, dengan aksen Australianya yang sangat kental dia mengatakan, " Kamu bicara dengan cara yang berbeda, bersikap dan merespons situasi dengan gaya yang bukan gaya kamu biasanya. And you are more directive to your team, " katanya, " Jadi saya duga ada sesuatu yang sedang kamu targetkan untuk dilakukan tapi sepertinya tidak berjalan sesuai harapan. "
Aku terbahak lagi.
" Cenayang, " gumamku sambil terus tertawa- tawa, sebab tebakannya tepat sekali.
***
Repot memang dengan boss yang satu ini. Tak ada yang bisa disembunyikan.
Aku ini bukan jenis orang yang sedikit- sedikit minta petunjuk, sedikit- sedikit mengadu pada boss. Apalagi bossku itu tidak berada di lokasi yang sama denganku. Boss yang ini, memegang operasi di level regional dan berkantor di negara lain. Komunikasi kami sehari- hari menggunakan email atau telepon. Bisa dihitung dengan sebelah tangan jumlah pertemuan kami face to face.
Sangaatttt jarang.
Tapi dia selalu bisa mengetahui dengan tepat apa yang ada dalam pikiran dan hati anak buahnya.