Kami semua tertawa karena itu. Akhirnya setelah dihitung, pemenangnya adalah Sabila dari kelas 4P.
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa:
- Pilihan kita adalah sebuah rahasia.
- Merancang pilpres tidak mudah karena dibalik semua kesimpelan pemilu, ada kerumitan ibarat kabel di ruang mesin pesawat yang tidak terlihat oleh penumpang.
- Semua orang termasuk petugas dan capres berhak memilih.
- Sebetulnya jika kita melihat petugas yang tidak terlihat letih, mereka hanya menyembunyikan keletihannya saja karena sebetulnya mempersiapkan pemilu itu memakan tenaga.
- Pemilu/pilpres harus direncanakan dengan baik.
Setelah semua tahap pilpres itu selesai akhirnya murid kelas 4P dan 4M kembali damai dan berteman.
p.s. Tulisan ini dibuat oleh anak bungsuku yang berusia 10 tahun, catatannya mengenai simulasi Pilpres yang pernah diadakan di sekolah. Dimuat di blog ini tanpa dilakukan editing. Judul dibuat olehku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H