[caption id="attachment_340084" align="aligncenter" width="574" caption="Buku "]
Dan terakhir The Gun-Girl, 24 halaman, terbit 25 Agustus.
[caption id="attachment_340086" align="aligncenter" width="566" caption="Buku "]
Ketiga buku itu semuanya bergenre western alias koboi wild west tempo doeloe. Kisah dalam buku-buku itu gak bagus-bagus amat, walau juga rasanya gak jelek-jelek amat, hahaha
Tentu, masih akan ada judul lain yang bakal diterbitkan Daun Ilalang Publishing, setidaknya yang bakal dipublish pertengahan bulan September, karena saat ini salah satu penghuni Rumah Kayu sedang sibuk menjadi ghost writer buku Jokowi yang rencananya bakal diterbitkan Gramedia.
Lebih mudah
Kenapa Daun Ilalang Publishing kini beralih ke buku digital? Karena dalam praktek, menerbitkan  buku digital jauh lebih mudah, dan murah, dibanding menerbitkan buku cetakan. Buku digital tak perlu dicetak. Setelah diformat dan dilengkapi cover, bisa langsung dipublish dan dalam jangka waktu kurang dari 24 jam sudah bisa diakses dan dibeli orang. Sementara buku cetak, perlu dicetak, yang memakan biaya cetak. Kemudian perlu disalurkan ke toko buku. Bagi kami yang (sok) sibuk, membuat buku cetak bakal menyita waktu.
Terjun ke bisnis buku digital juga membuka peluang karena bukunya dipasarkan ke dunia internasional. Memang, untuk konsumen di Indonesia dan Asia Pasifik, buku terbitan Daun Ilalang Publishing itu tak bisa dibeli melalui amazon.com. Namun ebook-ebook itu bisa dibeli melalui amazon.co.uk. Hanya dalam beberapa klik, buku itu sudah berpindah ke gadget dan langsung bisa dibaca.
Menyediakan peluang
Dunia digital memang menawarkan berbagai kemudahan, juga peluang, terutama untuk bisnis buku. Apalagi di Barat sono, animo masyarakat untuk membaca buku digital sudah semakin bertumbuh. Makin banyaknya gadget yang memiliki aplikasi e-reader membuat pasar ebook cukup menjanjikan.
Memang, untuk benar-benar meraih profit yang signifikan itu perlu waktu. Seperti yang banyak diungkap para penulis ebook terkenal, berbisnis ebook itu ibarat lari marathon. Perlu waktu yang lama, stamina yang prima dan konsistensi.