Kusaksikan beberapa kejadian yang memang agak membuat aku menghela nafas panjang dan menggeleng- gelengkan kepala soal belanja (dan pesiar) ini. Dan walau ketika menyaksikan itu terjadi aku berusaha keras untuk tak banyak komentar, mau tak mau hal- hal tersebut tercatat juga dalam hati.
***
[caption id="attachment_348444" align="aligncenter" width="494" caption="Gerai penjual kurma. Dok: rumahkayu"]
Suatu malam, di Madinah.
Aku sakit di hari- hari pertama ketika kami baru saja tiba di Madinah dari tanah air. Maka aku hanya keluar kamar di waktu shalat untuk shalat di Masjid Nabawi. Itupun seringkali kulakukan mepet waktunya.
Dan karena demam serta sakit kepala hebat, aku kehilangan nafsu makan. Beberapa kali jam makan kulewatkan. Diluar waktu shalat dimana aku berangkat ke masjid Nabawi, aku berbaring menggigil di bawah selimut. Maka di hari- hari  itu pengamatanku terhadap sekitar juga sedikit sekali. Tak terperhatikan olehku siapa yang ada di kamar- kamar di sekitar kamarku.
Sampai suatu hari, menjelang tengah malam saat itu. Kudengar suara pintu kamar di seberang kamarku diketuk- ketuk orang.
" Mas... Mas... Buka mas... " itu suara yang terdengar.
Aku sudah setengah tertidur, tapi suara ketukan yang keras, berulang- ulang dan diikuti dengan panggilan- panggilan serupa membuatku terbangun.
Kudengarkan suara itu dengan heran. Kuambil kesimpulan bahwa itu suara ibu- ibu yang memanggil suaminya.
" Kenapa ibu- ibu itu ngetok- ngetok kamar ? " dengan heran aku bertanya pada suamiku, " Memangnya dia nggak pegang kunci sendiri ? "