Tapi, tentang belanja- belanja itu, aku sendiri memang punya opini...
***
Urusan belanja saat sedang dalam perjalanan untuk beribadah haji ini memang cerita klasik. Itu sudah ada sejak dulu, dan tampaknya tak pernah hilang dari tahun ke tahun.
Dalam beragam sisinya.
Artinya, ada satu sisi dimana para penggemar belanja bertukar cerita dan informasi dimana barang ini dan itu bisa diperoleh, atau sebaliknya, di sisi lain, ada banyak orang yang sebelum berangkat haji diingatkan baik oleh orang tua atau kerabatnya, " Nanti disana banyak orang yang menghabiskan waktu dengan belanja, jangan ikut- ikutan, fokus ibadah saja. " Begitu kira- kira peringatan yang umum diterima.
Ah, memang, bagaimanapun, perjalanan untuk beribadah haji itu walaupun itu perjalanan spiritual, dilakukan di dunia. Maka hal- hal yang bersifat duniawi memang tetap tak bisa dihindarkan.
Tak usah bicara belanja, saat beribadah haji kita juga tetap makan, mandi, dan melakukan banyak hal lain yang biasa kita lakukan sehari- hari.
Soal belanja, memang pula, hampir tak mungkin dinihilkan sampai nol. Sesedikit apapun, rasanya tetap akan ada yang dibeli. Mungkin keperluan ini dan itu di supermarket, atau juga, ini dan itu sekedar untuk oleh- oleh.
Dan menurutku sendiri, itu tak apa.
Tapi memang sebaiknya, dibatasi.
Ini bukan soal uang. Bukan soal berapa jumlah uang yang dikeluarkan. Berapa jumlah uang yang dikeluarkan, banyak atau sedikit, itu relatif. Tapi ini memang soal keelokan, dan keseimbangan fokus.