***
Aduh, tulisan ini dibikin buat apa sih sebetulnya?
Sabar, sebentar. Tulisan ini prolog.
Ada satu hal yang berputar- putar di kepalaku belakangan ini, tentang urusan poligami.
Bukan, bukan semata tentang gurauan pedagang kurma di Madinah atau penjual sajadah di Mekah yang kuceritakan dalam tulisanku sebelumnya.
Ada hal lain yang lebih serius, dan memaksaku memikirkan urusan poligami ini. Membuatku mau tak mau harus meletakkan satu persatu semua keping cerita itu. Mundur sejenak untuk mencocokkan keping- keping itu dengan pemikiran, nilai- nilai dan faham dasar yang kumiliki selama ini tentang poligami.
Merefleksikan lagi semuanya, dan mengambil lagi kesimpulan, adakah dari apa yang kulihat itu aku harus merubah cara pikirku atau tidak ?
p.s. Bagian kedua tulisan ini ada disini: http://sosbud.kompasiana.com/2014/10/26/mengapa-bersedia-menjadi-istri-kedua-a-true-story--687666.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI