Mohon tunggu...
Rumah Kaum Jayakarta
Rumah Kaum Jayakarta Mohon Tunggu... Lainnya - kelompok Tani Hutan

kelompok masyarakat yang tergabung dalam kelompok ini adalah masyarakat pencinta lingkungan,UMKM , tanaman dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kampung Daun

8 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   10:02 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Berkunjung ke Kampung Daun.

Perasaan senang dan gembira setelah sampai di Kampung  Daun, Kampung Pangkalan,Desa Cihea Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur.

Letak posisi Kampung Daun berada diujung wilayah Utara Kabupaten Cianjur, berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat , persisnya disisi Sungai Citarum.

Kampung Daun nama satu kampung penghasil daun pisang. Kebanyakan penduduk kampung bertani budidaya pisang . Pisang yang ditanam oleh penduduk kampung Pangkalan hanya satu jenis yaitu Pisang Batu.

Bila kebanyakan petani menanam  pisang untuk diambil dalam bentuk buahnya, sedangkan kampung pangkalan bertani pisang untuk diambil daunnya. Maka orang sekitar menyebut kampung pangkalan dengan julukan kampung daun pisang.

Ada juga sih di kawasan Lembang Bandung  nama kampung daun, hanya saja di Lembang nama kampung daun itu adalah nama tempat orang wisata kuliner.

"Hampir  seluruh penduduk Kampung Pangkalan mengusahakan daun pisang untuk kehidupannya, secara turun temurun dari  Kakek  neneknya" demikian penjelasan pak Yusuf tokoh masyarakat setempat yang merangkap sebagai ketua RW.

Sejauh mata memandang hamparan lahan luas yang diapit oleh bukit terlihat warna hijau yang dominan  dari daun pisang batu. Secara periodik petani akan memanen daun pisang batu setiap minggunya.

Setiap pohon daun pisang batu hanya diambil satu atau dua tangkai daun pisang,setelah itu tulang daun pisang dibuang, selanjutnya daun pisang dilipat rapi secara hati hati untuk menghindari daun akan robek.

Lipatan daun pisang  dikumpulkan dalam satu lipatan dalam bentuk gulungan. Setiap gulungan berisi 300 biji daun pisang. Setiap gulungan daun pisang batu orang menyebutnya satu Kodi. Harga daun pisang per kodi Rp 150 ribu bila panen musim hujan, bila panen saat musim kemarau harga daun pisang bisa mencapai Rp 300 ribu tiap kodinya.

Daun pisang hasil panen petani akan dikumpulkan pada satu tempat oleh salah satu orang sebagai koordinator. Oleh koordinator daun pisang yang sudah di packing akan diambil pedagang daun pisang antar kota. Kampung Daun pisang di Desa Cihea merupakan sentra produksi daun pisang untuk wilayah Jawa Barat. Pedagang daun pisang akan mendistribusikan ke pasar pasar hingga Kota Tegal Jawa Tengah.

Konsumen terbanyak yang menggunakan daun pisang adalah Kota Bandung dan Jakarta.

Manfaat daun pisang batu dipergunakan oleh masyarakat adalah untuk pembungkus kue,makanan dan kebutuhan lainnya. Makanan dan kue yang dibungkus dengan daun pisang akan mempunyai rasa dan penampilan berbeda bila kue dan makanan itu dibungkus dengan daun pisang. Walaupun zaman sudah melineal penggunaan daun pisang sebagai pembungkus makanan masih tetap dipertahankan.

Kenapa pisang batu yang dipilih? Menurut pak Yusuf " daun pisang batu disamping mempunyai kelenturan tinggi,warna menarik serta tahan lama hingga bisa tiga hari" ungkapnya. Dan kenapa harus daun pisang batu dari desa Cihea?  "Walaupun sama sama pisang batu,daun pisang batu Cihea tetap lebih unggul dibanding daun pisang dari daerah lain" Yusuf menambahkan.

Desa Cihea disamping penghasil daun pisang batu,daerah ini juga petaninya mengusahakan bibit bibit tanaman pisang batu untuk ditanam di daerah lain,akan tetapi walaupun bibit nya sama dari Cihea tetapi kualitas daunnya  ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun