Mohon tunggu...
Rumah Dongeng Kita
Rumah Dongeng Kita Mohon Tunggu... -

Silakan bermimpi karna tak pernah ada mimpi yang salah! Teruskan berharap karena tak pernah ada harapan yang kandas sebelum diupayakan! Lanjutkan berjalan karena di sanalah mimpi & harapan memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi nyata! Show up ur imagination, start sharing & inspiring!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis Dongeng, Yuk! Ini Tipsnya..

2 Mei 2011   17:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:08 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hallo kawan-kawan... Apa kabar? Gimana, kalian senang dengan dongeng dan tertarik untuk buat dongeng? Oke deh kalo gitu RDK akan kasih sedikit bocoran bagaimana membuat dongeng itu... Gak susah, kok. Coba simak deh... Kalian pasti akan tertawa setelah membaca dan langsung akan berpikir, 'ah, kalo begitu sih keciiillll...kita semua pasti bisa buat dongeng.'

Ok, langkah pertama kira-kira apa ya? Biasanya, banyak kawan-kawan yang bingung untuk menuliskan tema apa. Tapi untuk dongeng, seharusnya hal itu bukan masalah. Kok, bisa? Iya, dong... Dongeng itu kan tak punya batasan. Justru imajinasilah yang diandalkan di sana. Dan biasanya, semakin kita bertanya-tanya dan berpikir keras, ide cerita dan kisah yang akan kita tulis justru tidak akan keluar. Nah, lo... Terus bagaimana? Tenang... Gak perlu panik karna semakin kita panik, semakin larilah semua imajinasi itu.


  • Tidak boleh tegang, rileks, tarik nafas dalam-dalam.
  • Semakin kita senang, cerita akan semakin mengalir. Senyum dapat membuat kita santai dan di sisi lain, menjaga emosi kita tetap stabil. Hal ini sangat penting dalam menulis. Netralitas kita dapat terjaga sambil kita terus mencoba mengolah hal lain.
  • Dan semakin kita tenang, kita justru akan hidup dalam alur imajinasi. Biarkan aja dia membawa kita ke dunia serbakemungkinan. Jangan takut. Kita nggak akan gila kok seandainya kita mengikuti imajinasi itu. Tapi dengan syarat, bahwa imajinasi itu harus segera mungkin menemukan katarsis atau ruang pembuangannya. Sama seperti isi perut, kalau tak dikeluarkan dia akan menjadi penyakit. Kira-kira begitu.
  • Apa kemampuan menulis itu penting? Tentu saja penting. Karena dongeng yang bagus bisa rusak karena cara tutur atau bahasa tulisan kita yang tak tertata. Pernah melihat seorang anak perempuan kucel tapi kalau diperhatikan sebenarnya dia manis. Nah, kasus ini agak mirip dengan anak perempuan itu. Dia tidak pernah berdandan atau sekedar menjaga diri untuk menghormati tubuh maupun orang disekitarnya. Ini bukan soal jaim log ya' Ini adalah upaya menampilkan yang terbaik yang kita mampu. Nah, sebelum kita berupaya, sudah pasti kita tak boleh menyerah. Belajar menulis adalah belajar mendandani kata agar ia menjadi cantik dan dapat tumbuh dengan sehat. Artinya, jika seseorang membaca tulisan kita, siapa tahu dia bisa merasakan getaran yang termuat di dalamnya. Spirit hidup, itulah yang dapat kita capai ketika kita berusaha untuk terus memperbaiki tulisan maupun karya-karya kita yang lain. Jika sampai di sana maka menulis adalah ibadah :)
  • Untuk sampai pada taraf itu, kita butuh disiplin. Berlatih menulis dan menulis. Banyak sastrawan dunia yang setiap harinya pasti meluangkan waktu beberapa jam untuk menulis. Buat kita, tentu tak perlu berlama-lama. Bertahan 15-30 menit saja untuk fokus menulis, tanpa memegang hape atau ingat FB, tentulah sudah sangat hebat.
  • Selain itu kita juga butuh belajar membaca untuk memperkaya bahan terutama dalam merangkai logika cerita. Membaca ini bukan hanya membaca buku tetapi membaca hidup; membaca ibu-ibu; jajanan pasar; komik lucu; busway yang mogok; simbah yang berdoa di bawah pohon; ayunan berkarat; gerombolan awan di timur; permen karet merah jambu; foto hitam putih di album tua; dan banyak lagi lainnya. Walau dongeng mengandalkan imajinasi tapi aliran logika ruang maupun waktu gak bisa dibuat sembarangan. Setidaknya kita harus berhasil merangkai penjelasan tanpa menggurui dalam lintasan cerita tersebut.
  • Setelahnya, jangan lupa untuk berani mempublish. Tentu saja publish ini bukan semata-mata memenuhi hasrat untuk 'bisa dilihat' tetapi kesempatan untuk berbagi dan menginspirasi. Dengan mempublish kita juga bisa dapat kesempatan untuk belajar menerima kritik juga saran. Bagaimanapun hal-hal itu pasti akan mendewasan kita maupun karya-karya yang kita buat.
  • Trus gimana sisanya? Hmmm, udah deh. Sekarang kita coba buat tulisan dulu. Kalo perasaan kita lapang dan cerita itu udah jadi bagian dari kita, kayak saudara sendiri, nanti pasti akan ada banyak kejutan di dalamnya. Teman-teman pasti akan ketemu hal-hal yang gak terduga, termasuk jalan cerita yang sebelumnya bahkan gak terpikirkan. Nah, kalau sudah sampai sana weuww, silakan menikmati perjalanan! Satu hal, cerita kadang juga bisa lebih berkuasa dari penulisnya loh.. Makanya, hati-hati. Jangan sampai kita terjajah hasrat atau ego :)


Nah, bagaimana? Dongeng bukan sekedar impian, lebih dari itu dia juga bagian dari endapan memor kolektif ataupun bagian dari bawah sadar seseorang baik secara pribadi maupun sosial. Racikan mimpi, perjuangan, harapan, simbol dan banyak hal lainnya dapat terangkum di dalamnya. So, semoga sedikit catatan ini bisa bermanfaat ya.

Yo, start sharing & inspiring!  ;p
SDA & CT @RDK www.rumahdongengkita.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun