Mohon tunggu...
Rumah Dongeng Kita
Rumah Dongeng Kita Mohon Tunggu... -

Silakan bermimpi karna tak pernah ada mimpi yang salah! Teruskan berharap karena tak pernah ada harapan yang kandas sebelum diupayakan! Lanjutkan berjalan karena di sanalah mimpi & harapan memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi nyata! Show up ur imagination, start sharing & inspiring!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

#Rong: Belajar & Bermain Bersama Monster Angka

17 April 2011   08:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:43 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kalian membuatku bingung!” Dini menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Dini, kau kan tau, aku si Angka 1 bisa berubah menjadi apa saja. Aku bisa menjadi jembatan. Bisa menjadi tiang listrik, bisa menjadi pohon, bahkan bisa menjadi jari-jari tanganmu!” Dan hupla! Si Angka 1 berubah wujud menjadi sedotan berwarna orange.

“Dan aku si Angka 2 bisa membuat seribu bebek untukmu! Aku juga bisa berubah wujud menjadi kuda lumping yang lucu.” Tak menunggu lama, sebuah kuda lumping berwarna putih berkedip-kedip dihadapan wajah Dini. Dini bersorak senang, “ahhhh, lucunya…”

“Ya…”, ujar si Angka 3, “dan kalau kau butuh terbang jauh kau bisa memanggilku. Aku akan menjadi sekawanan burung yang indah, yang akan mengajakmu berenang melintasi angkasa dan bermain dengan kumpulan awan.” Tiba-tiba saja, si Angka 3 berubah menjadi burung garuda yang sangat besar. Angka-angka yang lain protes melihat itu. “Kamu terlalu besar! Rubahlah dirimu menjadi burung kenari yang kecil!” Tanpa menunggu aba-aba, burung garuda menjadi kenari kuning yang manis. “Hehhee, maafkan aku kawan-kawan…”, ujar si Angka 3 dengan mimik lucu.

“Dan kalau kau capek, kau tinggal memanggil aku! Duduklah dikursi buatanku!”, potong si Angka 4 sambil tersenyum lebar. Sebuah kursi berwarna merah jambu pun muncul dihadapan wajah Dini.

“Nah, kau bisa memainkan drum diperut gendutku atau bermain petak umpet direlung tubuhku”, ujar Angka 5 dan Angka 6 bersamaan. Seketika, kamar Dini berubah menjadi taman bermain. Ada drum dan gua-gua di dalamnya.

“Kalau kau mau merapikan kebun atau mencangkul sawah, kau tinggal menelfon aku! Aku pasti akan cepat datang”, jelas si Angka 7. Kebun berisi bunga-bunga beraneka warna segera berjajar di sisi kamar Dini, lengkap dengan cangkul dan humus.

“Yup, benar. Jangan lupa untuk memberi kabar kalau kau butuh teropong atau kacamata. Dengan benda-benda itu kau bisa menembus bintang! Pasti malammu akan menjadi indah…”, Angka 8 dengan sekejab merubah dirinya menjadi teropong dan kamar Dini pun penuh dengan bintang yang bertebaran.

Dini tersenyum gembira melihat ulah kawan-kawannya itu. Tapi belum habis rasa senangnya, Angka 9 dan 0 menepuk pundaknya.

“Jangan melupakan kami! Kami juga bisa berubah seperti mereka. Kami bisa menjadi manusia, bisa menjadi donat, kolam ikan, gelang & kalung, ban sepeda dan masih banyak lagi…” Kedua angka itupun merubah dirinya dalam berbagai bentuk. Dini tertawa terbahak-bahak menyaksikan ulah sekumpulan sahabatnya itu.

“Hmmm, bagaimana? Kau selalu bisa bermain dengan kami kan ketika kau mengerjakan tugas sekolahmu?” Angka 1 berbicara sambil membelai rambut Dini, “jangan lupa, waktu kau sedang menjumlahkan 1 + 1 atau 45 x 2, itu tandanya kau sedang mengajak kami bermain. Mungkin kau tengah menciptakan sebuah negri yang indah ketika kau menyusun kami & hasil ciptaanmu itu bisa kau jenguk ketika kau hendak tidur.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun