Gobak Sodor dan Dolanan Lowok dalam agenda tahunan Permainan Tradisional yang digelar oleh Homeschooling Persada, Jatibening Baru (Bekasi) pada Rabu (17/1) lalu di Kampus Rumah Belajar Persada telah dipaparkan dalam tulisan sebelumnya (*), kali ini mari bersenang-senang dengan Bentengan dan  Main Kelereng.
Bentengan
Bentengan  adalah jenis permainan tradisional kelompok yang mengacu pada konsep perang-perangan. Dua kelompok adu kegesitan dan kecerdikan untuk menjaga benteng milik sendiri sambil berusaha merebut benteng lawan.Â
Permainan ini sangat diminati oleh para  homeschooler di semua jenjang pendidikan. Keriuhan para pemain yang tengah berlaga menyatu dengan keramaian para penonton yang bersemangat mendukung jagoannya masing-masing.
Pemain dari salah satu kubu akan meninggalkan area benteng, melangkah ke tengah-tengah arena permainan sambil memanas-manasi kubu lawan untuk menangkapnya. Saat ada pemain lawan yang terpancing maka teman-teman sekubunya akan berusaha menangkap sang lawan untuk dijadikan tawanan.Â
Selanjutnya terjadilah kejar-kejaran seru silih berganti sambil menyusun siasat bisa menepuk/menyentuh benteng lawan di saat semua pemain sudah  terjun ke arena semua. Kemenangan akan menjadi milik kelompok  yang paling banyak menyentuh benteng lawan. Permainan dilakukan sebanyak dua putaran dengan pergantian posisi benteng pada setiap putaran dan waktu permainan maksimal 25 menit.
Manfaat dari permainan tradisional Bentengan ini adalah membangun kemampuan anak untuk bekerjasama dalam tim, meningkatkan ketrampilan motorik kasar, melatih berpikir taktis, dan membina sportifitas.
Main Kelereng alias gundu merupakan permainan perorangan yang dilakukan dengan menyentil bola kaca  (gundu) ke arah kumpulan kelereng yang ditempatkan di tengah arena permainan. Ada sedikit modifikasi aturan permainan di momen Permainan Tradisional Homeschooling Persada kali ini, mengingat menyentil kelereng perlu pembiasaan, dimana secara bergiliran para pemain boleh melempar kelereng dari jarak  1 meter (untuk siswa SD), 1,5 meter (SMP), dan 2 meter (SMA).
Kelereng yang terhenti di lingkaran pusat dinyatakan gugur alias tidak boleh dimainkan lagi dan lemparan kelereng yang menumbuk kumpulan kelereng sampai tersebar keluar, maka pemainnya boleh mengambil seluruh kelereng yang keluar lingkaran itu. Â Pemain yang mengumpulkan kelereng terbanyak adalah pemenangnya.
Main Kelereng mengutamakan kelenturan dan kecermatan ketimbang kekuatan otot. Permainan ini dimaksudkan untuk melatih daya konsentrasi anak dan menumbuhkan sportifitas.
Ikuti agenda belajar menyenangkan lainnya via rumahbelajar-persada.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H