Aristoteles (384-322 SM), seorang filsuf terkenal asal Yunani , mensejajarkan karya sastra, terutama puisi, dengan konsep kebijaksanaan hidup. Pengajaran sastra diyakini dapat membantu proses pembentukan karakter siswa karena di dalam karya sastra terkandung banyak sekali nilai positif, dari mulai nilai budaya, sosial, moral, kemanusiaan, bahkan sampai dengan nilai agama (Ahmadun Yosi Herfanda, 2011).
Pada Lomba Literasi yang digelar untuk memperingati Bulan Bahasa (20/10/2017) di Homeschooling Persada, Jatibening Baru (Bekasi), juga terdapat Lomba Puisi untuk para siswa jenjang SD-SMA. Mekanisme lomba dimulai dengan menulis puisi sesuai tema pembelajaran tahun ajaran 2017/2018 , yaitu Teknologi dan Industri, yang telah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya lalu disambung dengan membacakan puisi hasil karya masing-masing di atas pentas disaksikan teman-teman dan para guru.
Para guru pembimbing dari Tim Guru PKBM 'Tamansari Persada' dengan  metode yang disesuaikan dengan kapasitas siswa sesuai jenjangnya masing-masing, mengarahkan anak-anak didik mereka untuk memahami pengertian teknologi dan industri  lalu mengajak mereka untuk berpikir lebih mendalam seputar dampak teknologi-industri dalam kehidupan. Setelah itu barulah para homeschoolers dibimbing untuk menuliskan opini-opini mereka dalam bentuk puisi.
Menarik melihat bagaimana cara mereka mengatasi demam panggung. Ada yang tetap naik ke pentas meski gemetaran, sementara adik kelasnya dari jenjang dengan penuh percaya diri tampil lalu dipandu guru pembimbingnya karena belum  lancar membaca, dan ada pula yang terbata-bata namun lantang penuh semangat melantunkan puisinya. Teman mereka yang memutuskan untuk batal naik panggung atau yang sukses mengundang respon penonton pun muncul di hari pertama pembacaan puisi tersebut.
Semua anak punya cara tersendiri mengatasi tantangan yang disodorkan ke hadapannya lalu diberi kesempatan untuk terus menerus memperbaiki sikapnya dalam memandang dan mengatasi tantangan  tersebut agar bisa menjadi nilai tambah dalam diri masing-masing.
Keseluruhannya mengacu pada satu tujuan, yaitu  merangsang anak agar lebih aktif bereksplorasi dengan segenap potensi kecerdasan yang berada dalam diri mereka. Otak kanan dan otak kiri sama-sama dipacu untuk terus berkembang secara proporsional dengan seimbang. Sebuah proses belajar yang akan terus terpelihara kesinambungannya sepanjang hidup mereka untuk menjadi yang terbaik dari diri sendiri.
Ikuti kiprah edukatif lainnya via http://www.rumahbelajar-persada.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H