Pernah membaca atau mendengar kisah legendaris asal Eropa tentang gadis cilik bermantel merah yang harus menerobos belantara untuk menjenguk neneknya yang sedang sakit dalam bayang-bayang ancaman serigala yang lapar ? Ternyata gadis cilik itu bernama Lilis.
Hoho, jangan protes dulu ! Nama itu disematkan pada si gadis cilik saat dongeng The Little Red Ridinghood diadaptasi dalam versi Sunda oleh Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi; untuk kepentingan pagelaran drama tari di ajang puncak tema alias pentas seni yang merupakan agenda penutup kegiatan belajar mengajar tahun 2015/2016. Drama tari yang melibatkan seluruh homeschoolerslintas jenjang di Homeschooling Persada itu berhasil ditampilkan dengan baik pada Sabtu (4/6) lalu di Gedung Prasetya, jl Jatimakmur Raya, Bekasi.
Adaptasi dongeng pun dilakukan dengan menyertakan unsur fabel bertema lingkungan hidup berupa pertemanan Lilis dengan hewan-hewan di hutan yang pandai bicara dan akhirnya menjalin kekompakan menasehati para pemburu liar agar tak sembarangan menembaki binatang di hutan itu karena bisa mengganggu ekosistem yang nantinya bakal merugikan segenap makhluk hidup di dunia. Semua disuguhkan lewat gerak tari dan dialog lipsing yang seluruh proses latihan maupun perekaman bahkan pembuatan pernak-pernik dekorasi pentasnya yang bernuansa hutan dilakukan di Kampus Rumah Belajar Persada (RBP) dengan bimbingan penuh para guru PKBM ‘Tamansari Persada’.
Uniknya selain alat musik tradisional terbuat dari bambu, angklung dan kolintang, Darryl juga memanfaatkan tong-tong plastik berukuran besar bekas wadah limbah, wajan bolong, dan panci bocor sebagai alat musik perkusi. Dinamis, lepas, ceria, dan penuh semangat memancar dari performa bermusik mereka yang terbentuk dari hasil latihan sebanyak 12 kali lengkap dengan bongkar-pasang personil sampai ke momen gladi resik sehari sebelum PPT. Tembang-tembang Sunda yang mereka bawakan, antara lain ‘Pileuleuyan’, ‘Tokecang’, dan ‘Manuk Dadali’ yang tema dasar lirik-liriknya mengacu pada kegembiraan, kekeluargaan, dan optimisme.
Hal itu senada dengan harapan yang dikemukakan oleh Adrian Karim dalam sambutannya mewakili para pembina PKBM ‘Tamansari Persada’, “ Semoga siswa-siswi Homeschooling Persada, baik yang masih bersekolah di sini maupun yang telah lulus, akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi cerdas dan berakhlak, yang kelak tidak saja mampu mencapai cita-cita, namun juga mampu melampaui cita-citanya. Begitu pula Homeschooling Persada yang sama-sama kita cintai ini, diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan mengambil inspirasi kebaikan dari masa lalu untuk menciptakan kebaikan di masa kini dan mendatang, bagi kita semua, generasi berikutnya, serta bagi Indonesia.”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI