Anak didik dibebaskan berekspresi dalam bingkai edukatif (dok RBP)
Sinar matahari pagi itu (4/5) terasa hangat menerpa aneka pohon buah, tanaman sayur-mayur, dan bunga-bunga di Lahan Percontohan Kebun Organik yang terletak di kawasan Kompleks Taman Persada Raya, Jatibening Baru, Bekasi. Para homeschoolersHomeschooling Persada jenjang SMP beserta guru-guru mereka dari PKBM ‘Tamansari Persada’ , yang menaungi lembaga pendidikan non formal bermetoda semi homeschoolingtersebut, sudah bersiap-siap menjalani sesi pemotretan tematik yang hasilnya kelak akan dijadikan ilustrasi keren untuk Buku Tahunan edisi 2016.
Semua homeschoolersmengenakan kostum-kostum sesuai peran yang akan mereka bawakan saat pementasan opera bertajuk Lilis, Si Gadis Cilik BertudungMerah.Yupz, naskahnya diambil dari dongeng terkenal Eropa, The Little Red Ridinghood(TLRR),yang mengisahkan perjalanan seorang gadis kecil berjubah merah khas dengan penutup kepala (hood) melintasi belantara untuk menjenguk neneknya yang sakit, namun seekor serigala buas mengincar dengan segala cara untuk menjadikannya mangsa. Kali ini untuk pementasan puncak tema akhir tahun ajaran TLRR dimodifikasi sedemikian rupa dengan mengambil budaya Sunda sebagai latar ceritanya.
“Keseluruhan proses persiapan puncak tema yang biasa dikenal dengan Pensi ini merupakan bagian integral dalam pengajaran muatan lokal Bahasa Sunda plus Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) serta Seni Budaya yang di Homeschooling Persada memang tidak diberikan di kelas,” Tutur Wina Yunitasari, SPd., Ketua PKBM ‘Tamansari Persada’, “Selain itu, melalui aktifitas menari-menyanyi-berpose di depan kamera, para homeschooleryang memang berada dalam masa ‘unjuk diri’ diharapkan bisa menjadi saluran untuk berekspresi secara bebas sekaligus bereksplorasi dengan aspek psiko-motorik-sosial mereka.”
Tim fotografer profesional yang terdiri atas Tigor, Verry, dan Adi; secara persuasif mengarahkan para model mereka agar dapat menampilkan performa terbaik masing-masing secara natural. Jajaran tim guru dan manajemen mengawali sesi pemotretan itu lalu para homeschoolersmendapat giliran berpose sesuai urutan dalam skenario kisah yang menjadi benang merah ilustrasi dalam Buku Tahunan.
Lokasi pemotretan berpindah-pindah dari mulai hamparan rumput tebal bergelombang di bawah naungan pepohonan rimbun sampai ke area ladang sayur organik yang menyatu dengan spot pembuatan kompos di salah satu sisinya. Begitulah, para pemburu, peri-peri, dan petani berinteraksi dengan riang gembira meski cuaca terasa kian panas seiring kian meningginya matahari. Tak cukup dengan bidikan lensa Tigor dan kawan-kawan, para homeschoolerspun sibuk berselfie-ria dengankamera ponsel masing-masing. Kehebohan berakhir jelang Ashar, saat satu per satu mereka beranjak pergi untuk pulang ke rumah.
Semoga Buku Tahunannya nanti tampil cantik, bukan hanya bentuk maupun kemasannya, namun juga kenangan akan kebersamaan dalam mempelajari berbagai hal yang kelak diharapkan berguna untuk membangun masa depan terbaik. Tentang dinamika interaksi bersama guru-guru tersayang dan teman-teman terkasih di Homeschooling Persada.
