Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tembang, Tari, dan Nilai Rapot Akhir Semester

12 April 2016   11:31 Diperbarui: 12 April 2016   11:42 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Penilaian prestasi meliputi segenap aspek kecerdasan majemuk (dok RBP)"][/caption]Rangkaian ujian nasional terus bergulir, setelah para siswa SMA menyelesaikan bagian mereka minggu lalu, kini giliran adik-adik mereka di jenjang SMP, dan nantinya siswa-siswa SD akan menjadi peserta penutup pada waktu yang telah ditetapkan. Para homeschooler lintas jenjang yang berada dalam bimbingan Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi; mengisi periode ujian nasional ini dengan melanjutkan proses persiapan pentas seni (Pensi) yang merupakan agenda rutin tahunan setiap akhir semester genap.

Begitulah, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, guru-guru pun bersinergi dengan anak-anak didik mereka untuk membuat berbagai pernik dekorasi pentas, menghadirkan operet dari mulai gagasan awal yang diolah menjadi skenario, pembagian peran, dan mengelola segenap aktifitas latihan sebaik mungkin agar bisa menghadirkan performa terbaik saat hari H Pensi yang dijadwalkan berlangsung awal Juni 2016 mendatang.

“Kali ini pengajaran Bahasa Sunda dilakukan dengan mengambil jenis tarian maupun lagu dan keseluruhan performa untuk Pensi nanti dari khasanah budaya Sunda, hingga dalam proses edukasi yang sama secara serempak anak didik pun mendapat edukasi tentang mata pelajaran Seni Budaya dan Olah Raga.”Tutur Wina Yunitasari, SPd., Ketua PKBM ‘Tamansari Persada’, dalam wawancara beberapa waktu (8/4) lalu sembari menambahkan bahwa dalam masa persiapan Pensi yang sudah dilakukan selama beberapa bulan terakhir itu, para guru juga melakukan pengamatan dan penilaian secara akademis untuk setiap anak didik,”Nilai rapot untuk ketiga mata pelajaran tadi pun diambil dari situ.”

[caption caption="Hasta karya dan kemampuan bekerja sama adalah bagian dari kecerdasan anak (dok RBP)"]

[/caption]Konsep mendidik yang berbasis pada pendekatan Kecerdasan Majemuk (multi intelligences) yang diterapkan Wina bersama Tim Guru-nya memang berbeda dari metode konvensional yang bertumpu pada konsep guru memberikan materi pelajaran dan anak didik dikondisikan untuk menerima begitu saja dalam rutinitas menyimak-mengerjakan rangkaian tugas-menghapal-ulangan/ujian.  Di sini parahomeschooler bukan hanya duduk manis untuk menyimak guru di kelas, namun juga dipandu untuk menggali berbagai potensi terbaik di dalam diri masing-masing sambil terus belajar berbagai hal lain yang akan mendukung proses pembentukan karakter . Maka mereka pun belajar menari, menyanyi, membuat produk kerajinan tangan, dan berbagai hal yang melibatkan keseluruhan diri mereka.

Di Aula Kampus Rumah Belajar Persada (RBP), sekelompok homeschooler asyik berlatih memainkan stik-stik drum untuk menghadirkan versi perkusi tembang Sunda ‘Pileuleuyan’ yang berisi ucapan pamit karena akan menjalani pengembaraan ke tempat-tempat yang baru dan harapan bahwa suatu saat akan bisa berjumpa dan berkumpul kembali dalam keadaan yang sebaik-baiknya.

Mereka yang tahun ini mendapat giliran menjalani ujian nasional, khususnya homeschooler jenjang akhir SMA, harus meninggalkan RBP yang menjadi wadah mereka belajar selama ini untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi sesuai pilihan masing-masing. Begitu pula siswa jenjang akhir SD dan SMP, kecuali mereka yang memilih tetap melanjutkan menuntut ilmu di PKBM ‘Tamansari Persada’ yang pada Januari 2016 lalu telah berhasil meraih Akreditasi A untuk Program Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA), terbaik di wilayah PKBM Bekasi dan Jawa Barat.

Di lantai dua Kampus RBP, sebagian homeschooler mengerjakan proses akhir pembuatan kartu undangan Pensi, membuat dedaunan dan berbagai pernik cantik dekorasi pentas menggunakan barang-barang bekas, serta berlatih gerak-lagu di beberapa kelas terpisah. Semua dibimbing langsung oleh para guru mereka yang tidak hanya piawai mengajar di kelas namun sangat trampil dalam hasta karya dan menari. 'Ing ngarso sung tulodo', konsep mendidik KH Dewantara memang menekankan keteladanan sebagai jurus yang paling ampuh dalam membimbing anak didik.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun