[caption caption="Bermain tanah liat sambil melatih keseimbangan (dok RBP)"][/caption]Sinar matahari terasa hangat menyambut kehadiran dua bis yang mengangkut rombongan outing Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening di pelataran parkir depan gerbang masuk kawasan agrowisata Taman Buah Mekarsari, jl Raya Cileungsi-Jonggol, Bogor, Jawa Barat. 75 orang anggota rombongan yang terdiri atas para homeschooler jenjang SD-SMP, Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’ , dan pendamping siswa berbaris antri untuk memperoleh tiket masuk dari petugas. Bentuk tiket menyerupai lembaran panjang yang nantinya dilingkarkan pada pergelangan tangan dengan menempelkan bagian ujung yang sudah diberi lem.
Rombongan kemudian dibagi menjadi dua, kelompok SMP berbaris ke arah stasiun kereta , yang sebenarnya adalah bis pengangkut mini yang dirombak menyerupai gerbong dan bergerak menggunakan ban di lintasan jalan bukan di rel, untuk bergerak ke arah rumah kaca. Sementara barisan SD berbaris menuju kolam untuk memberi makan ikan yang dipelihara di situ. Setelah mendapat sewadah kecil pellet makanan ikan, para homeschooler pun dengan celoteh riang mereka bergegas menuju ke pinggiran kolam didampingi guru dan pendamping. Lalu melemparkan isi wadah ke dalam kolam , menanti ikan-ikan berbagai jenis-ukuran berenang ke permukaan untuk mencaplok butiran pellet , dan menyelam kembali saat makanan habis.
Usai memberi makan ikan dan mewawancarai kakak pemandu untuk mengisi lembar kerja sekolah, mereka pun naik kereta menuju lokasi kegiatan berikutnya untuk bertemu benda lentur-lengket yang akan membuat mereka lupa waktu saking asyiknya. Meski semula mereka memandang ragu pada gumpal persegi padat kecoklatan berbungkus plastik yang diletakkan kakak pemandu di tengah-tengah kelompok yang duduk melingkar. Cetakan agar-agar berbagai bentukpun ditaruh berdekatan di tempat yang sama.
“Kita akan bermain tanah liat.” Tutur kakak pemandu,”Kita akan membuat berbagai bentuk lucu dengan menggunakan cetakan plastik.”
[caption caption="Beraktifitas sambil belajar di alam terbuka (dok RBP)"]
Selain keceriaan, hasta karya tanah liat diyakini oleh kalangan pendidik bermanfaat untuk mengasah ketrampilan, koordinasi otak-motorik, dan keseimbangan pada anak. Proses membentuk tanah liat akan melatih aspek motorik halus anak; meningkatkan kreatifitas, imajinasi, kemampuan berfantasi anak; dan sarana pelepas ketegangan/kemarahan yang terpendam.
Setelah mencuci tangan, mereka mengikuti kakak pemandu untuk melihat serangga yang banyak terdapat di Taman Buah itu. Selanjutnya kembali ke area rumah hijau untuk belajar menanam pohon buah dengan menggunakan stek dan mereka boleh membawa pulang pot yang telah ditanami stek untuk dipelihara di rumah.
[caption caption="Mengasah koodinasi psikomotorik dengan semangat hijau (dok RBP)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H