Bukan, ini bukan Iteung yang istri seorang pemalas jenaka namun cerdik dalam legenda Pasundan Si Kabayan. Sosok Iteung yang tampil dalam drama musikal yang digelar pada ajang pentas seni (pensi) Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening pada Sabtu ( 21/6) lalu di Gedung Prasetya, Bekasi, adalah seorang remaja putri ceria yang bersemangat untuk keliling Nusantara bersama teman-temannya Cepot dan Kabayan dikawal Kang Jaja, seorang pebisnis perjalanan wisata.
[caption id="attachment_313603" align="aligncenter" width="550" caption="Bersiap menyambut para tamu dan melakukan pementasan (dok RBP)"][/caption]
Mereka berempat memilih Sumatera sebagai tujuan mereka kali ini. Jam Gadang raksasa di Bukittinggi, Danau Toba, dan berbagai tarian tradisional setempat menjadi pemuas dahaga keempat remaja itu akan budaya lokal sebelum akhirnya bencana meletusnya Gunung Sinabung menutup penjelajahan mereka. Rekreasi pun beralih menjadi aksi kemanusiaan, Iteung dan kawan-kawan mendonasikan apa yang mereka punya untuk meringankan penderitaan para korban bencana alam yang berada di tempat pengungsian. Secara keseluruhan drama musikal yang diperankan oleh para homeschoolers jenjang SD-SMA berdurasi hampir 60 menit ini mengalir sarat keceriaan yang mengundang antusiasme tersendiri bagi para orangtua maupun keluarga mereka yang menyaksikan pertunjukan tersebut.
[caption id="attachment_313604" align="aligncenter" width="550" caption="Perjalanan Iteung dan kawan-kawan (dok RBP)"]
Antusiasme positif juga tersirat dalam rangkaian sambutan yang diberikan sejumlah tokoh sebelumnya. Founder dan Pembina Yayasan Rumah Belajar Tamansari Persada (YRBTP), Agus B Yanuar, selain mengulas sekilas perjalanan lembaga pendidikan yang dikelola bersama sang istri Revita Tantri Yanuar, dalam sambutannya juga mengungkapkan rasa syukur atas berhasilnya 36 homeschooler jenjang akhir SMA lulus ujian nasional dan bersiap melanjut ke jenjang pendidikan berikutnya. Hal senada juga diutarakan oleh Kepala YRBTP, Wina Yunitasari. Atensi khusus pada kinerja penyelenggaraan pensi kali ini yang dinilai luar biasa diberikan oleh para pemberi sambutan berikutnya, yakni Nelwan Nelly Sampe (Kabid PAUD dan PNFI) dan Kak Budi (perwakilan HSKS Bintaro Pusat).
[caption id="attachment_313609" align="aligncenter" width="550" caption="Antusias dan optimis untuk menjadilebih baik lagi (dok RBP)"]
Keseluruhan pagelaran pensi yang dikemas dalam balutan budaya khas Pasundan, Jawa Barat, itu dibuka dengan persembahan Tari Merak dan ditutup dengan upacara adat pelepasan para wisudawan/ti dari kelas XII dengan para penari yang notabene adalah guru-guru HSKS Jatibening. Keseluruhan upacara adat bermakna doa pengantar dan nasehat bagi para anak didik yang akan melanjut ke level pendidikan yang lebih tinggi agar mereka bertumbuh kian cerdas, bijaksana menebar manfaat untuk diri sendiri maupun keluarga dan masyarakat luas, serta berbahagia.
[caption id="attachment_313610" align="aligncenter" width="550" caption="Menyongsong kehadiran para tamu dengan penuh kegembiraan (dok RBP)"]
Salut layak diacungkan pada para kakak guru HSKS Jatibening yang, ditengah padatnya agenda kegiatan belajar-mengajar dan mendampingi para siswa di semua jenjang mengikuti ujian akhir, tetap berjuang menghadirkan pensi terbaik bagi para homeschooler yang mereka sayangi. Termasuk membuat aneka pernak-pernik dekorasi panggung, menyiapkan skenario, dubbing untuk pementasan, dan berlatih menari selama berbulan-bulan. Yupz, together ...We Can Do It !
[caption id="attachment_313611" align="aligncenter" width="491" caption="Menghantar kalian dengan nasehat dan doa ... (dok RBP)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H