Anggota Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) H. KRH. Henry Yosodiningrat menegaskan dibentuknya Pansus adalah untuk memperkuat KPK dengan memperbaiki segala kelemahannya.
"Percayalah bahwa tidak ada diantara kami ingin melakukan pelemahan terhadap KPK. Kami justru ingin memperkuat KPK dengan memperbaiki kelemahannya," tegasnya saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Tim Pansus KPK dengan 2 (dua) kelompok elemen masyarakat yang mendukung ikhtiar Pansus KPK untuk memperkuat Komisi Antirasuah tersebut di DPR, Jumat (14/7).
Tapi kalau memang ternyata ada indikasi temuan, tambah Henry, dan ternyata memang tidak perlu serta tidak bisa dipertahankan, apakah yang harus kita pikirkan?
"Apakah Komisionernya diganti? Dengan tidak membakar lumbungnya, istilahnya: jangan karena ada tikus lalu membakar lumbung. Atau memang harus kita bubarkan? Itu soal nanti, jangan terlalu berprasangka buruk. Semoga seluruh pihak bisa memahami niat tulus yang kami lakukan," harap Henry.
Menurut Henry, dibentuknya Pansus KPK adalah untuk menjawab apakah benar indikasi yang disampaikan sebagian rakyat kepada wakilnya di DPR, bahwa KPK disinyalir telah melanggar berbagai prinsip-prinsip hukum yang diatur oleh UU.
Pihaknya mengapresiasi dukungan dan masukan beberapa elemen masyarakat terhadap kehadiran Pansus KPK tersebut. Pun demikian juga saran dan kritik dari kelompok yang menolak. "Karena sebuah perbedaan diantara sesama umatku kata Rasul adalah Rahmat," ujarnya.
"Disebutkan tadi (dalam RDPU ini, Red) bahwa KPK bekerja berdasarkan SOP yang dibuatnya sendiri, yang diduga bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum. Ini yang akan kami selidiki," ujarnya.
Kemudian, lanjut Henry, KPK di dalam pelaksanaan tugasnya, juga telah mengesampingkan presumption of innocence---asas praduga tak bersalah, dengan seenaknya menyebut nama-nama orang yang belum ada bukti permulaan. "Disebutkan juga bahwa, 15 tahun KPK dibentuk, belum menunjukkan adanya penurunan dari tingkat korupsi di Tanah Air.
"Kami berterima kasih ada rekomendasi bahwa Pansus ini diharapkan tegas. Itu jaminan dari kami. Kami-kami yang duduk di Pansus ini adalah orang-orang yang siap dengan segala resikonya. Kami sadar bahwa tidak semua mendukung. Yang meneror menolak juga banyak. Tapi kami juga tetap akan tegas, karena kami menjalankan amanah dari rakyat," urai Henry.
"Apakah hasilnya nanti bisa menjawab pertanyaan: indikasi terjadi pelanggaran selama ini itu benar atau tidak. Kedua, selama ini sebagian masyarakat kita masih menganggap bahwa KPK itu isinya malaikat semua, kemudian kami yang di DPR itu sebagian adalah iblis. Tolong jangan digeneralisir. Kami yang ada disini sama, manusia biasa, seperti rekan yang ada di KPK," ucapnya.
Henry mengatakan, pihaknya tidak mengklaim bahwa Tim Pansus KPK seluruhnya adalah Malaikat. Kerja Pansus, disampaikan Henry, sampai jam 3 pagi itu tidak pernah terekspose.
"Bahkan hari Sabtu dan Minggu besok, kami Tim Pansus ini sepakat akan mengadakan pertemuan lagi. Jadi kami tidak pernah dipublikasikan oleh rekan-rekan pers. Kami kalau salah sedikit saja, sampai ke dasar bumi paling dalam terus diberitakan. Tapi kalau kami melakukan sesuatu yang benar, untuk kemaslahatan rakyat, dibilang itu memang kewajiban kalian," kesal Henry.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H