Mohon tunggu...
Yadi Mulyadi
Yadi Mulyadi Mohon Tunggu... Dosen - Arkeolog

Arkeolog dari Bandung tinggal di Makassar dan mengajar di Departemen Arkeologi Universitas Hasanuddin Makassar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nenek Moyangku Seorang Seniman

8 November 2018   18:21 Diperbarui: 8 November 2018   19:45 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang mengikuti perkembangan publikasi arkeologi di Jurnal Nature, maka edisi 7 November 2018 menempatkan kembali Indonesia ke kancah dunia. Di edisi ini dimuat artikel dengan judul Paleolithic Cave Art in Borneo, yang merupakan hasil penelitian termutakhir dan memberikan informasi baru tentang gambar cadas di salah satu gua prasejarah di Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat, yaitu sebagai gambar cadas tertua di dunia.

Saya beruntung, dapat menghadiri Konferensi Press dan diskusi mengenai hasil penelitian ini, yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Gd. A Lantai 3 Kemdikbud pada Hari Kamis, 8 November 2018. Bahkan acara ini secara resmi dibuka oleh Bapak Prof. Muhadjir Efendi yang merupakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 

Penelitian yang telah menghasilkan artikel yang diterbitkan di Jurnal Nature ini merupakan penelitian kolaboratif berskala internasional. Selain Puslit Arkenas, penelitian ini juga melibatkan Universitas Grifith dari Australia, Institut Teknologi Bandung serta Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur. 

Pemaparan tim peneliti yaitu Adhi Agus dari Puslit Arkenas, Dr. Pindi Setiawan dari ITB dan Dr. Maxime Aubert dari Grifith University, pada sesi diskusi tersebut membuat kita patut berbangga sebagai bangsa Indonesia. Hal ini karena kita memiliki leluhur yang begitu luar biasa, betapa tidak pada kurun waktu 40 ribu tahun lalu sudah bersentuhan dan mengembangkan karya seni berupa gambar cadas di dinding dan langit-labgit gua.

Tentunya hasil penelitian ini semakin memunculkan banyak misteri, termasuk siapa pembuat gambar cadas ini ? Bahan apa yang dipergunakan sehingga dapat bertahan sampai ribuan tahun ? Bagaiamana gambar cadas itu dibuat ? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Sepertinya, dengan adanya warisan budaya ini nenek moyang kita bukan hanya pelaut tangguh tapi juga seorang Seniman yang telah meninggalkan kita warisan berharga berupa gambar cadas yang ditemukan bukan hanya di Sangkulirang Mangkalihat juga di Sumatra, Sulawesi sampai wilayah Indonesia timur. Tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya gambar cadas ini, memastikan akan tetap bertahan 40 ribu tahun lagi, 80 ribu tahun lagi, selamanya.

Nenek moyang kita seorang Seniman....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun