Mohon tunggu...
Yadi Mulyadi
Yadi Mulyadi Mohon Tunggu... Dosen - Arkeolog

Arkeolog dari Bandung tinggal di Makassar dan mengajar di Departemen Arkeologi Universitas Hasanuddin Makassar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seru-seruan di Pekan Budaya Indonesia 2016

3 September 2016   09:46 Diperbarui: 3 September 2016   10:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Direktorat Jenderal Kebudayan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menghelat kegiatan Pekan Budaya Indonesia 2016 di Malang dari tanggal 1-5 September 2016. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan pada 2 September 2016 di Pendopo Kabupaten Malang. Dalam acara pembukaan tersebut, nuansa budaya begitu kental dan menjadikan acara pembukaan ini unik serta unik dan tentunya menarik. Diawali dengan tarian tradisional yang dibawakan dengan apik oleh para penari, kemudian dilanjutkan dengan penampilan Ludruk yaitu kesenian drama tradisonal khas Jawa Timur dengan mengangkat cerita "Ken Arok", menariknya kisah Ken Arok dalam ludruk ini ternyata merupakan bagian dari pembukaan acara Pekan Budaya Indonesia. Bahkan dalam pementasan ludruk ini, Bupati Malang, Walikota Malang, Dirjen Kebudayaan dan Mendikbud ikut bermain lengkap dengan kostum tradisionalnya. 

Dalam pementasan Ludruk tersebut, Walikota Malang dan Bupati Malang berperan sebagai Adipati, sedangkan Mendikbud sebagai Brahmana yang sebelumnya duduk di kursi kehormatan kemudian dijemput oleh para penari untuk kemudian menuju ke atas panggung dan memberikan sambutan sekaligus membuka acara Pekan Budaya Indonesia 2016. Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur dan Dirjen Kebudayaan juga memberikan kata Sambutan yang pada intinya menyampaikan bahwa kebudayaan harus menjadi proritas untuk dikembangkan.

Setelah membuka resmi kegiatan Pekan Budaya Indonesia 2016, Mendikbud beserta rombongan menuju ke Taman Krida untuk mengunjungi stand-stand Pameran yang mengambil tema Jalur Rempah Sebagai Simpul Peradaban Bahari. Kegiatan pameran ini menampilkan beragam informasi terkait kebudayaan bahari yang dikemas dalam bentuk yang beragam mulai dari poster infomatif, beragam jenis rempah, replika Pinisi serta permainan berupa puzzle dan ular tangga. Kegiatan pameran ini dilaksanakan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Sejarah, Derektorat Kepercayaan serta Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur dan Balai Pelestarian Manusia Purba Sangiran. 

Pekan Budaya Indonesia 2016 ini yang mengambil tema "Dari Pinggiran Merajut Budaya Nasional" selain pameran, juga ada saresehan budaya, talk show perlombaan permainan tradisional, pentas musik dan juga pemutaran film/bioskop keliling. Informasi lebih detail mengenai agenda Pekan Budaya Indonesia 2016 dapak dilihat di website ini.

Adapun Tema Pameranya yaitu "Jalur Rempah sebagai simpul peradaban Bahari", tema ini diangkat dengan tujuan memperkenalkan kepada masyarakat akan keragaman budaya bahari di Indonesia yang merupakan perwujudan dari aktifitas kemaritiman yang telah berlangsung sejak lama. Kemaritiman sebagai salah satu aktifitas budaya secara lebih luas dapat dimaknai sebagai perwujudan dari wujud gagasan interaksi manusia dengan perairan dalam beragam bentuk mulai dari kaitannya dengan memenuhi kebutuhan hidup, misalnya mencari ikan, sampai kaitannya dengan mata pencaharian seperti pelayaran dan perdagangan. 

Keberadaan wilayah perairan inilah yang direspon oleh manusia dengan melakukan aktivitas kemaritiman yang kemudian melahirkan budaya kebaharian. Adanya gagasan bahwa di perairan baik itu sungai, danau, rawa dan lautan mengandung sumberdaya alam yang dapat mereka manfaatkan untuk menunjang kehidupan, manusia pun menciptakan ragam bentuk artefak budaya yang menjadi refleksi gagasan kemaritiman tersebut. Untuk memudahkan upaya menangkap ikan, dibuatlah alat pancing serta alat tangkap ikan lainnya seperti tombak, jaring, bubu, bagang, dan pukat. Untuk memudahkan mereka mengarungi lautan, dibuatlah sarana transportasi air mulai dari sampan, rakit, perahu, dan kapal.

Sistem angin di kepulauan Nusantara yang dikenal sebagai angin musimmemberikan pengembangan jalur pelayaran barat dan timur pergi-pulang secarateratur dan berpola tetap. Faktor tersebut menentukan munculnya kota-kotapelabuhan dan kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, Malaka, Makassar, Buton,dan Ternate. Pada abad ke 5 Masehi, kapal dagang dari Cina berlayar menuju Nusantarakemudian melanjutkan perjalanan ke India melewati perairan Sumatera Timursebelum membelok ke barat. Komoditiperdagangan yang diperdagangkan pada waktu itu adalah lada, cengkeh, pala,cendana, beras, kain dan sebagainya. Indonesia yang merupakan salah satu negeridi Asia Tenggara merupakan penghasil terbesar pada waktu itu. Kapur barus di Sumatera serta kemenyan yang banyak ditemukan di Kalimantan,Sumatra, dan Sulawesi sangat disukai oleh orang-orang India dan Cina untuk kepentingan upacara keagamaan. 

Dalam sejarah kemaritiman Nusantara yang telah dipaparkan di atas,memperlihatkan kepada kita bukti sejarah bahwa salah satu yang memicu berkembangnya pelayaran dan perdagangan adalah komoditi unggulan dari Nusantara berupa rempah-rempah, terutama lada, cengkeh, pala, dan merica. Jejak kejayaanperdagangan rempah tersebut, menyisakan sebuah jalur pelayaran yang kita kenalsebagai “Jalur Rempah” meliputi jalur pelayaran yang begitu luas menghubungkan Nusantara sebagai wilayah kepulauan dengan berbagai wilayah dan negara di benua lain di seberang samudera. Jalur rempah inilah yang menjadi simpul peradaban bahari Nusantara, warisan budaya kebanggaan bangsa Indonesia. 

Aktifitas kemaritiman memungkinkan adanya kontak budaya yang intensif dan mencangkup ruang geografis yang luas. Kontak budayayang terjadi melalui pelayaran dan perdagangan antar pulau dan antar benua,memunculkan asimilasi dan akulturasi budaya yang memberikan corak beragambudaya di wilayah Nusantara yang kini menjadi warisan budaya bahari bangsa. Aktifitas kemaritiman melahirkan beragam artefak budaya yang dibaliknya itu terdapat warisan budaya berupa; tradisi dan ekspresi lisan; seni pertunjukan; adat istiadat, ritus dan perayaan; pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam semesta; serta kemahiran kerajinan tradisional. Terkait dengan itu, kita sebagai bangsa Indonesia patut bangga karena begitu kaya dengan keragaman warisan budaya, termasuk kebudayaan bahari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun