Bergabungnya Golkar dan PAN ke koalisi Gerindra-PKB sudah diprediksi sebelumnya oleh beberapa kalangan termasuk penulis yang sejak bulan mei lalu sempat membuat salah satu artikel yang membahas analisa prediksi tentang itu.
Disisi lain menempelnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo memang membuat banyak pihak terkeejut-keejut (dibaca dalam logat Batak), terutama kubu PDIP. :D.
Langsung Pusing Pala Berbie.. eh salah, Pusing Kepala ibu Megawati mendengar kabar di Siang Bolong bagaimana mungkin Golkar dan PAN sebagai teman koalisi di pemerintahan kok "bermain hati" seperti itu.  Sungguh  teganya teganyaaa... ckckck..
Kabar bergabungnya Golkar dan PAN Langsung membuat Hasto Kristanto lapor mengadu via telpon ke bu Ketum. "Bu, itu Golkar dan PAN ternyata main belakang". Hikss. "Gimana sih pak Jokowi ngarahin mereka ? Â Terus bu, kita omelin aja atau dibiarkan itu Golkar dan PAN"?
Hanya dijawab. "Ya sudahlah. Kan masih ada PPP dan PSI yang mendukung Ganjar. Treshold kita masih diatas 20%. Â Solidkan segera dukungan dari akar rumput agar siap mental di musim kampanye nanti", jawab bu Ketum.
"Tapi Bu... (Curhat lagi Hasto Kristanto), Itu PSI kemarin juga sudah rapat-rapat dengan Prabowo.. pasti batal itu dukungan mereka ke Ganjar.." Hikss lagi.
Mendengar begitu Megawati No Komen. PSI gak penting banget keles. Heheee.
Pertanyaan besarnya kemudian : Siapa saja yang diuntungkan dengan bergabungnya Golkar dan PAN ke Gerindra?
BERGABUNGNYA GOLKAR DAN PAN KE GERINDRA MEMANG PATUT DISYUKURI SEMUA ORANG, APALAGI KUBU ANIES BASWEDAN.
Penulis sebagai rakyat umum yang non partisan merasa sangat bersyukur Golkar dan PAN bergabung ke Gerindra. Bukan karena penulis pro Prabowo dan berharap kemenangannya, bukan karena penulis sudah memprediksi (menulis artikel) Â kemenangan Prabowo di Putaran Pertama Pilpres 2024. Sama sekali bukan itu.
 Bergabungnya Golkar dan PAN ke Gerindra dipastikan membuat Pilpres 2024 mulai terlihat ada gambarannya, terutama berkaitan pastinya ada 3 Poros Politik yang akan bertanding dengan kekuatan yang seimbang satu sama lain.
Akan jauh berbeda situasinya dengan Pilpres 2019 dimana masyarakat luas mengkristal dan terbelah dua dalam aspirasi politiknya. Â Sungguh buruk sekali yang terjadi di Pilpres 2019. Â Buzzer-buzzer yang berada di kubu Incumbent (Jokowi) mempropaganda masyarakat. Â Kecebong dan Kampret menjadi bahan umpatan sehari-hari di medsos. Â Luar biasa terbelahnya masyarakat kita di Pilpres 2019.
Pun usai Pilpres 2019, buzzer-buzzer oligarki yang pro Jokowi masih selalu saja mempropaganda masyarakat. Semua orang yang mencoba mengkritik pemerintahan langsung dilabel Kadrun. Â Memang luar biasa ini buzzer-buzzer merusak alam demokrasi kita selama 5 tahun terakhir.
Penulis berharap dengan adanya 3 poros kekuatan politik di Pilpres 2024 akan membuat tidak ada lagi kristalisasi . Buzzer Oligarki bingung, Kampret dan Kadrun akan dilabelkan ke pendukung Prabowo atau pendukung Anies. Hehehe.
Malah  yang kita lihat di medsos dalam beberapa hari terakhir paska bergabungnya Golkar dan PAN ke Gerindra membuat dimulainya serangan-serangan fitnah massive ke sosok Prabowo.  Isyu-isyu lama basi tentang  "Penculik Aktivis" dan "Jendral Pecatan" bergema lagi di medsos.  Bahkan ada mantan Petinggi BIN yang bercuap-cuap soal itu.
Hohoho.. Bukan main. Sudah mulai panas ini. Sudah terasa banget Suhu Kontestasi Pilpres 2024.
Di sisi lain di kubu Anies Baswedan, mulai mereda serangan-serangan jahat ke sosok Anies Baswedan yang selama 5 tahun terakhir begitu massive menggempur elektabilitas Anies.
Kelihatannya para buzzer Oligarki pro Ganjar mulai focus menyerang kubu Prabowo dan lupa sementara untuk menyerang kubu Anies Baswedan. Bisa dikatakan bergabungnya Golkar dan Pan membuat pendukung Ganjar merasa sangat terancam. Karena kalau Ganjar sampai kalah di Pilpres 2024, bagaimana nasib dapur mereka? Hehehe.
Jadi kembali ke dampak bergabungnya Golkar dan PAN ke koalisi Gerindra-PKB malah membuat kubu Anies Baswedan mendapat Angin Buritan untuk melaju ke musim kampanye. Serangan-serangan fitnah dari buzzer Oligarki akan mereda sehingga kubu Anies Baswedan akan bisa lebih tenang dan siap menghadapi Pilpres 2024.
Harapan penulis pribadi, dengan adanya 3 koalisi di Pilpres 2024 mudah-mudahan para pendukung masing-masing Capres lebih mengedepankan pertarungan opini positif baik soal Visi-misi, rekam jejak prestasi maupun kapasitas masing-masing Capres.
Pendukung Capres manapun yang mengedepankan fitnah-fitnah dan kampanye negative kepada capres lawannya malah akan membuat citra buruk bagi capres yang didukungnya.
Kembali ke topic bergabungnya Golkar dan PAN apakah akan berdampak semakin membesarnya peluang Prabowo memenangkan Pilpres 2024? Â Kita akan bahas di artikel berikutnya.
Dan ada satu pertanyaan besar yang ada di benak para pendukung Jokowi, apakah benar bergabungnya Golkar dan PAN ke Prabowo direstui oleh Jokowi? Â Kita akan bahas juga di artikel yang berbeda.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H