Pasti pembaca yang membaca judul artikel ini akan bertanya-tanya, Ini beneran prediksi atau sekedar Ramalan atau Itungan ngasal saja? Dengan dasar apa penulis menghitung angka-angka tersebut? Hehehehe.
Kembali ke pembaca masing-masing untuk menilai artikel ini karena meskipun saat ini masih sekitar setahun setengah lagi Pilpres 2024 digelar,  menurut penulis saat ini sudah bisa dimulai untuk mengutak-atik angka  hasil Pilpres 2024.  Penulis mengacu pada 2 hal berikut :
Pertama, menjelang Lebaran 2021 PDIP telah mengumumkan secara resmi Capres PDIP 2024 adalah Ganjar Pranowo. . Itu artinya PDIP telah fix menyusul pengumuman resmi dari Gerindra yang mencapreskan Prabowo Subianto dan koalisi Nasdem-Demokrat-PKS yang telah resmi mencapreskan Anies Baswedan.
Kerangka 3 poros kandidat Pilpres 2024 telah terbentuk. Tinggal menunggu Golkar dan PAN bergabung ke poros yang mana.
Lalu yang kedua, setelah fix nama-nama Capres diumumkan maka beberapa lembaga survey telah merilis hasil survey Elektabilitas terhadap masing-masing kandidat.
Survey Elektabilitas yang terakhir ini menurut penulis sudah cukup mendasar angka-angkanya, sudah cukup menggambarkan realitanya karena sejak 3 kandidat Capres diumumkan secara resmi,  publik maupun masyarakat luas saat ini sudah mulai menjatuhkan pilihannya terhadap  3 nama Capres yang telah diumumkan.
Jadi sudah muncul Angka Elektabilitas yang mendekati stabil menuju Pilpres 2024.
MANAKAH LEMBAGA-LEMBAGA SURVEY YANG BISA DIPERCAYA?
Berdasarkan pengamatan penulis selama 15 tahun terakhir, tadinya cukup banyak Lembaga Survey yang punya kredibilitas dan mampu merilis hasil survey yang akurat. Â Sebut saja nama-nama Lembaga Survey seperti LSI Denny JA, LIPI, LSI, SMRC, Litbang Kompas, poltracking dan lain-lainnya.
Sekitar 9 tahun lalu semua lembaga Survey tersebut penulis anggap Kredibel dan layak dipercaya. Dalam setiap momen Pilpres hingga Pilkada, lembaga-lembaga survey tersebut merilis Hasil Survey yang angka-angkanya tidak berselisih jauh. Â Dan hasil survey-survey tersebut sangat sinkron dengan Hasil Pilpres maupun Pilkada.
 Sayangnya sejak tahun 2016, menurut penulis banyak Lembaga Survey yang tercemar kepentingan-kepentingan politik.  Contohnya Charta Politika yang begitu ngawur merilis survey Pilgub DKI 2017 putaran kedua. Dan ada beberapa lembaga Survey yang saat ini secara pribadi penulis meragukan hasil surveynya karena angka-angka hasil surveynya berbeda jauh dengan hasil lembaga survey yang terpercaya.