Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Megawati, Jokowi dan Batutulis

10 Oktober 2022   12:06 Diperbarui: 10 Oktober 2022   12:08 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya kemarin tanggal 8 Oktober 2022 kembali Megawati bertemu Jokowi di Batutulis. Megawatipun membawa hidangan istimewa untuk pertemuan tersebut.

Semua elit politik tentu "kepo" untuk apa sih pertemuan kemarin?

Kalau kata Sekjend PDIP Hasto Kristanto sih katanya Megawati dan Jokowi bertemu untuk membahas masalah bangsa, masalah ekonomi (ancaman resesi dunia) dan lain-lainnya.  Hasto mengelak ketika ditanya media bahwa pertemuan itu dipicu oleh dideklarasikannya Anies Baswedan sebagai Capres 2024 oleh Nasdem.

Setiap orang punya analisa untuk pertemuan itu.  Dan bagi penulis , berkaca pada peristiwa-peristiwa sebelumnya dimana  Megawati selalu membicarakan strategi-strategi Pilpres atau di Pilgub DKI hanya  di tempat khusus yaitu Batutulis, maka penulis meyakinin pertemuan itu terkait Pilpres 2024 dan memang dipicu oleh pendeklarasian Nasdem terhadap Anies Baswedan.

Mungkin semua elit politik juga menduga saat ini Megawati sedang Dilematis terkait Pilpres 2024. Puan Maharani adalah target Megawati untuk regenerasi Trah Soekarno. Adalah cita-cita besar Megawati untuk mengkondisikan agar anak-cucu Soekarno bisa berpeluang menjadi Presiden RI di masa mendatang.

Puan Maharani sudah diminta Megawati untuk "mengalah"maju di Pilpres 2014 dan 2019.  Proyeksi Megawati untuk Puan adalah Pilrpres 2024. Tapi masalahnya Elektabilitas Puan Maharani sangat memprihatinkan.

Untuk itu Megawati meminta Jokowi untuk membantu mengambil keputusan. Apakah PDIP harus bergabung dengan Gerindra dimana Puan menjadi Cawapres Prabowo ataukah lebih baik mengusung Capres PDIP sendiri?

Bila mengusung Puan sebagai Capres PDIP itu sama saja dengan "Bunuh Diri". Besar kemugkinan kalahnya.  Tapi bila mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres maka peluang untuk Puan menjadi Cawapres sangat tipis. Terlalu "gambling" bila Capres-Cawapres hanya berasal dari PDIP. 

Partai-partai lain pasti setengah hati mendukungnya. Bisa jadi mereka lebih baik merapat ke Nasdem yang punya Anies dengan elektabilitas tinggi, ditambah Cawapresnya mungkin dari kalangan NU/ kalangan Islam sehingga sangat berpotensi memenangkan Pilpres 2024.

Dilema Megawati terbaca penulis karena biasanya Megawati membicarakan strategi Pilpres sekitar setahun sebelum hari pencoblosan.  Tapi ini masih sekitar 15 bulan dan ada Nasdem yang "bikin gara-gara" sehingga membuat Megawati harus segera mengambil keputusan.

Sepertinya akan ada pertemuan susulan di Batutulis lagi dalam 1-2 bulan ke depan. Dan bisa saja terjadi seperti yang dianalisakan pada artikel sebelumnya, PDIP akan mencoba "Bermain Dua Kaki".  Hal ini pernah dilakukan Golkar di tahun 2004 dimana  Jusuf Kalla berada di Koalisi Demokrat  yang mencapreskan SBY.  Saat itu SBY menang dan Golkar pun masuk dalam Koalisi Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun