politik itu terlalu dini dilakukan.  Koalisi Indonesia Bersatu juga sudah pasti dianggap tidak etis karena seolah-olah mengangkangi  Koalisi PDIP yang saat ini berada dalam pemerintahan.
Sebenarnya Pemilu 2024 masih 2 tahun lagi akan tetapi tiba-tiba muncul Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk oleh Golkar, PAN dan PPP.  Cukup mengejutkan karena langkahYang jelas manuver 3 partai ini dipastikan akan memantik  partai-partai lainnya untuk ikut bergerak juga.  Istilahnya mungkin Eskalasi Pilpres 2024 sudah mulai hangat-hangat kuku atau hangat-hangat tai ayam.
Di sisi lain bisa dipastikan pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu ini merupakan Efek Bias  dari Gagalnya manuver para  Elit yang menginginkan adanya perpanjangan masa jabatan Presiden.  Airlangga, Zulkifli Hasan dan Manoarfa  memang terlibat dalam manuver perpanjangan masa jabatan Presiden.
Saya melihatnya pada saat heboh-hebohnya mereka bersuara perpanjangan jabatan Jokowi, mereka juga merencanakan Plane B.  Jadi Plane A adalah Jokowi tetap jadi Presiden sampai tahun 2026 atau sukur-sukur  3 periode sampai tahun 2029, sementara Plane B nya adalah mendorong Ganjar Pranowo sebagai pengganti  Jokowi  dimana Ganjar terlihat lebih gampang diajak bekerja sama disbanding Anies Baswedan atau Prabowo.
Sayangnya PDIP diatas kertas kemungkinan besar tidak akan memberikan jatah bagi orang lain selain Puan Maharani untuk maju dalam Pilpres 2024. Â Target PDIP untuk Puan, setelah pernah menjadi Menko, lalu menjadi Ketua DPR, seharusnya berikutnya bisa menjadi Presiden.
Tapi PDIP juga tidak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa Elektabilitas Puan sangat minim untuk dijadikan Capres PDIP di 2024. Jadi untuk PDIP lebih amannya Puan akan dijadikan Cawapres 2024. Â Dan tidak mungkin (Hil Mustahal) PDIP mengusung Ganjar-Puan. Â Pasti kalah telak melawan Prabowo atau Anies yang didukung banyak partai.
Golkar, PAN dan PPP sudah membaca bahwa kemungkinan besar  PDIP akan berkoalisi dengan Gerindra dimana Prabowo jadi Capres sementara Puan jadi  Cawapresnya.  Di sisi lain juga sudah terlihat, dengan merenggangnya hubungan Jokowi dengan Surya Paloh kemungkinan besar Nasdem akan menggandeng PKS dan Demokrat untuk membentuk Koalisi.  Capresnya kemungkinan besar adalah Anies-AHY atau Anies-Gatot Nurmantyo.
Golkar CS melihat hal itu maka mereka buru-buru  membentuk koalisi sendiri dengan 2 target tujuan yaitu, yang pertama menaikan posisi tawar mereka terhadap Koalisi Gerindra ata Koalisi Nasdem.  Mana koalisi yang lebih menarik penawarannya disitulah mereka bergabung.
Lalu target yang kedua  adalah menyediakan panggung bagi Ganjar Pranowo plus Erik Tohir dimana kedua orang ini memang yang paling diminat oleh Oligarki Bisnis yang saat ini sedang menguasai proyek-proyek pemerintahan.
Gampangnya saja,  bila Koalisi Golkar mau dan bersedia mengusung Ganjar-Erik maka dijamin Dana Kampanye Pilpres 2024 pasti Unlimited tersedia, berikut difasilitasi dengan  ribuan pasukan Buzzer yang siap bertarung di medsos-medsos yang ada.
Oh ya, masih ada lagi 1 partai tersisa yaitu PKB.  Kelihatannya partai yang satu ini tidak akan bermanuver. Partai ini akan menunggu bola karena merasa punya modal suara kalangan NU sehingga  PKB akan jual mahal ke siapa saja.  Cawapres tentu syaratnya.
PKB dipastikan paling terakhir menentukan posisinya. Â Persis seperti Golkar di tahun 2014. Terlalu banyak permintaan akhirnya bingung kesana bingung kesini. Hehe.
Jadi prediksi sementara untuk Pilpres 2024 koalisi yang akan bertarung adalah : Â Koalisi Gerindra-PDIP, Â Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat dan Koalisi Golkar-PAN-PPP plus PKB sepertinya.
Lalu untuk Capres-cawapres yang mungkin bertarung adalah : Prabowo-Puan, Anies-Gatot dan Ganjar-Khofifah.
Sekian dulu.  Mungkin tulisan berikutnya kita coba bahas seberapa besar peluang  kandidat Capres-Cawapres yang ada dan bagaimana bila AHY dan Erik Tohir ikut bertarung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H