Sejam yang lalu saya membuka laman Facebook dan menemukan ada kawan yang men-share di beranda FB saya sebuah video yang berisikan testimony Agum Gumelar terhadap isu Prabowo diberhentikan dari TNI terkait penculikan aktivis pada zaman pemerintahan Soeharto.
Saya menyimak sekilas video yang belum jelas direkam kapan. Apakah sudah direkam bertahun-tahun yang lalu ataukah baru sekarang.
Dalamt video tersebut tampak Agum Gumelar memegang Mic berbicara. Agum duduk berdua bersama seorang wanita (sepertinya istri beliau). Mereka berada dalam suatu aula pertemuan (mungkin di sebuah hotel) yang kira-kira bisa memuat audience sebanyak 100 orang. Terlihat ada sekitar 10 meja diskusi dan terpantau ada belasan orang hadir disana..
Rekaman video terlihat dibuat dengan menggunakan sebuah HP beresolusi tinggi. Yang menarik pada saat kamera menyorot memutar tampak ada sebuah Kaos berwarna merah disampirkan ke sandaran sebuah kursi.
Pada kaos tersebut tertulis angka besar "01". Mungkin itu bisa dijadikan petunjuk bahwa acara tersebut terjadi baru-baru ini (mungkin terkait Pilpres 2019).
Saya tidak ingin masuk dalam kerangka pikiran untuk menilai apa sebenarnya kepentingan Agum Gumelar dan apa tujuannya membuat testimony yang menceritakan bagaimana kisah diberhentikannya Prabowo Subianto dari anggota TNI.
Agum mengkisahkan bahwa dirinya termasuk dalam DKP (Dewan Kehormatan Perwira) yang saat itu menyelidiki dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo. Menurut Agum ada beberapa nama Jendral yang termasuk dalam DKP, termasuk SBY didalamnya.
Pada saat itu setelah melakukan penyelidikan DKP merekomendasikan kepada Panglima TNI untuk memberhentikan Prabowo Subianto sebagai anggota TNI. Agung mengatakan Surat Rekomendasi itu ditandatangani dirinya, SBY, Jendral Pur. Soebagyo (mantan KSAD) dan lainya. Agum merasa bingung karena yang ikut menandatangani ternyata saat ini semua mendukung Prabowo untuk menjadi Calon Presiden.
Poinnya Agum mengatakan TNI selama ini punya 31 Danjen Kopassus dan satu-satunya yang pernah diberhentikan dari jabatannya adalah Prabowo Subianto. Lalu Agum mengatakan makanya ada istilah "No Prabowo" untuk Amerika dan Inggiris. Prabowo tidak pernah boleh masuk Amerika. Itulah faktanya menurut Agum.
Saya menyaksikan video tersebut merasa agak menyesalinya. Kalau memang benar Agum Gumelar adalah saksi hidup tentang keterlibatan Prabowo terhadap penculikan aktivis-aktivis di zaman Soeharto, mengapa baru sekarang Agum Gumelar membuat kesaksian ini?
Faktanya adalah Tim Pencari Fakta TNI yang dibentuk sejak zaman Megawati tidak pernah menemukan bukti-bukti keterlibatan Prabowo terhadap penculikan para aktivis tersebut. Seharusnya Agum Gumelar membuat kesaksian khusus pada saat itu atau pada rentang waktu tahun 2004 s/d tahun 2018 agar Penyielidikan tentang itu dibuka kembali.