Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Seberapa Jitu Hasil Survei Elektabilitas dari Lembaga Survei?

26 Februari 2019   11:58 Diperbarui: 27 Februari 2019   08:44 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai dengan hobi dan ketertarikan saya pada dunia politik, biasanya pada setiap Pemilu-pemilu besar yang akan dilaksanakan, saya ikut memantau dan suka iseng menganalisa sekaligus memprediksi hasil dari pemilu tersebut. 

Pilpres 2009, Pilgub DKI 2012 dan Pilpres 2014 saya aktif sekali menganalisanya. Sementara untuk Pilgub DKI 2017 dan Pilkada 2018, saya tidak sempat ikutan menganalisa. Hanya sempat memantau saja begitu juga dengan Pemilu Malaysia dan AS.

Dengan latar belakang seperti itu, saya cenderung sering mengamat-amati hasil-hasil survei Elektabilitas dari berbagai lembaga survei selama 7 tahun terakhir. Bahkan saya sudah memiliki 1-2 Rumus pribadi sebagai filter untuk menganalisa Hasil-hasil Suvey mereka.

Pada rentang waktu tahun 2012 - 2014, saya puas sekali dengan hasil survei Elektabilitas yang ada. Bisa dikatakan Hasilnya Sungguh Jitu. Hanya selisiah 1-2 % dengan Hasil Pemilu yang ditarget survei.

Waktu itu saya mulai yakin kemampuan dan kredibilitas dari lembaga-lembaga survei yang kita miliki. Dan itu sangat membantu banyak orang yang ingin mengetahui sebelumnya tentang hasil sebuah Pemilu agar mereka menjadikannya sebagai data untuk merencanakan strategi bisnis ke depan maupun strategi lainnya yang terkait profesi mereka.

Tetapi pada tahun 2017 tepatnya pada momen Pilgub DKI 2017, meskipun saya tidak sempat ikutan menganalisa maupun membuat artikel-artikel, saya sempat memantau sepintas hasil survei berbagai lembaga survei. 

Dalam pantauan saya rasanya Hasil surveinya tidak bagus. Karena memang tidak terlibat menganalisa ya akhirnya saya abaikan saja. 

Ternyata untuk Pilkada-pilkada tahun 2018 dalam pantauan sekilas Hasil Survei Lembaga survei yang ada sungguh mengecewakan saya. Tapi karena memang belum focus menganalisanya akhirnya terabaikan lagi.

Akhirnya sekitar sebulan lalu saya kembali melihat hasil survei elektablitas untuk Jokowi dan Prabowo. Terus terang saja saya meragukan angka-angkanya. Keraguan itu timbul karena hasil surveinya berbeda dengan salah satu rumus yang saya miliki.

Rumus saya kurang lebih: Bila hanya ada 2 kontestan dalam suatu Pemilu Besar dan salah satu kontestan diunggulkan maka seharusnya proporsi Elektabilitasnya di kisaran; Kontestan A maksimal 45%, Kontestan B Minimal 35% dan Undecided Voters di angka 20%.

Tapi yang sempat saya pantau 1-2 bulan lalu, hasil survei elektabilitas kurang lebih rata-ratanya: Jokowi 53%, Prabowo 27% dan Undecided Voters 20%. Angka-angka ini jauh dari Rumus saya. Begitu juga ketika mengkomparasinya dengan Hasil --hasil Polling yang ada ternyata Angka Elektabilitas berbanding terbalik dengan Hasil Polling

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun