Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Setuju Sama SBY dan Sedikit Mempercayainya

15 Desember 2011   18:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:12 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_149015" align="alignnone" width="300" caption="gambar tempo.co"][/caption]

Eitts.. tunggu, setuju yang mana dulu. Yang saya maksud dengan setuju adalah saya sepakat dengan statementnya tentang “Terlalu Dini jika membicarakan Capres untuk 2014”. SBY mengatakan hal tersebut ketika berpidato di acara "Sarasehan Satu Dasawarsa Partai Demokrat, di PRJ Kemayoran, Jakarta, 15 Desember 2011. (tempo.co/15-12).

Beberapa minggu belakangan ini kalau kita cermati dari berita, dimana beberapa Parpol melalui kader-kadernya masing-masing sudah mulai sibuk mengambil ancang-ancang untuk menentukan Capres yang akan diusungnya untuk pilpres 2014. Menurut saya pribadi itu hal yang sungguh lucu.

Sungguh lucu tapi sebenarnya juga ironis memperhatikan gerak-gerik mereka yang mencoba menggalang kekuatan sana-sini agar bisa lebih siap dan lebih bertenaga dari para pesaingnya. Itulah sifat-sifat Parpol-parpol yang kita miliki saat ini. Mereka bukannya berusaha membangun Negara dan mengontrol pemerintahan yang ada sekarang, malahan mulai sibuk menyusun kekuatan agar menang di 2014 nanti. Mana peduli mereka dengan rakyat yang saat ini makin sulit mencari makan.

Politik Pencitraan

Yang selalu diributkan dari sebagian besar partai-partai tentang kemenangan SBY dan Demokrat di 2009 itu dikarenakan SBY dan Demokrat menang dalam Pencitraan. Dan kelihatannya beberapa partai ingin mencoba mempelajari dan menirunya. Pola-pola seperti ini juga dipakai para calon-calon pilkada diberbagai tempat dinegeri ini. Mereka semua berupaya jauh-jauh hari dari pemilihan untuk berbuat baik pada rakyat dan mengumbar dan menyebar foto-foto mereka di pusat-pusat keramaian seperti pasar dan terminal.

Maaf bukannya terlalu Sotoy, tapi menurut saya hal-hal seperti itu akan sia-sia. Sebab yang namanya Citra seseorang itu tidak bisa direkayasa. Citra seseorang itu tumbuh dan melekat pada pribadinya. Dan itu butuh proses bertahun-tahun. Mungkin minimal 3 tahun yang dibutuhkan seseorang untuk menilai dan mengatakan seseorang lainnya sebagai sosok yang bisa dipercaya, sosok yang bisa memimpin dan lain-lainnya.

Lagipula ketika masyarakat masih sibuk bergelut dengan priuk-nasinya lalu melihat parpol-parpol sudah sibuk bicara sana-sini tentang Pilpres 2014, yang ada mungkin hanya rasa muak melihat kader-kader parpol itu. Boro-boro dapat citra yang baik malah sudah diingat-ingat agar jangan sampai memilih partai-partai seperti itu. Lagipula kenapa mereka harus kasak-kusuk dari awal, toh SBY sudah tidak punya peluang lagi jadi Presiden di 2014.

Putra Mahkota.

Kembali lagi dengan cerita SBY. Masih sama dalam momen tersebut diatas pada acara Partai Demokrat, SBY mengatakan,” "Jika masih ada yang bertanya, apakah Ibu Ani SBY akan maju, atau Partai Demokrat akan mengusung Ibu Ani dalam pilpres 2014 mendatang, maka jawabannya 100 persen tidak ada niat untuk itu,".Nah kalau yang ini saya percaya tapi tidak percaya. Maksudnya saya percaya ibu Ani tidak akan maju sebagaiCalon Presiden tetapi jika melihat dari gerakan-gerakan kader democrat yang telah tergambar jelas baik secara langsung atau tidak langsung SBY sudah mempersiapkan seorang Putra Mahkota untuk menggantikan beliau entah di 2014 atau entah kapan. Dan putra mahkota tersebut siapa lagi kalau bukan Ibasalias Edhie Baskara Yudhoyono.

Ibas sendiri sebenarnya terlalu muda. Terlihat jelas bagaimana politisi Demokrat memaksakan Ibas untuk segera maju ke kancah politik tingkat atas. Jadi teringat Idul Adha kemarin dimana Ibas dan Anas membagikan daging hewan Qurban dalam kaleng dimana pada cover kaleng tersebut tergambar foto Ibas dan Anas. Bukan main.

Yang jelas untuk pemilu ke depan setelah terkuaknya kasus Nazaruddin, saya sudah menggeser jauh partai Demokrat dari hati saya, apalagi PKS. Tapi malah jadi bingung sebenarnya untuk pemilu nanti. Demokrat punya belang, PKS lebih belang, Golkar masih menyebalkan, PDIP meragukan dan lainnya koq belum ada yang sreg. Apa harus jadi Golput?Tapi masih lama koq sebenarnya Pilpres. Lebih baik cari duit yang banyakuntuk keluarga dulu. Dan untuk PR tahun 2014, MENCARI PARTAI YANG BELUM PUNYA BELANG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun