Mohon tunggu...
Rusli Sosal
Rusli Sosal Mohon Tunggu... Politisi - Kebahagianku, telah ku wakafkan kepada mereka yang menderita

Pemerhati Masalah Kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Derita Sitna Adalah Derita Kita Semua

13 Juli 2019   13:01 Diperbarui: 13 Juli 2019   13:36 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saking pedulinya terhadap keluarga dalam mencari nafkah, gadis malang ini akhirnya menderita sakit kanker". 

Namanya Sitna Sopalatu (19), adalah warga Desa Sepa Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Putri ke-5 dari pasangan suami-istri Abdul Umar Sopalatu (69) dan Janab Kunio (42) ini, diduga menderita kanker tulang.

Sakit yang ia derita, bermula dari sebuah kecelakan kecil, terjadi sekira tujuh tahun lalu (2012). Kala itu, Sitna masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Ia dikisahkan,  terpelesat jatuh dari atas pondasi rumah. Pada kecelakaan itu, Sitna tidak merasakan sakit apa-apa. Sehingga orang tuanya pun tidak terlalu mengkhawatirkan kondisinya. Namun setelah sekian tahun, tepatnya 2016, Sitna baru mulai merasakan efek sakit dari kecelakaan tersebut.

Tahun 2018, lutut kaki kanan Sitna, seketika membengkak disertai rasa sakit yang tak tertahan. Sitna kemudian dilarikan ke RSUD Masohi. Salah satu langkah penanganan medis yang dilakukan dokter terhadap Sitna, adalah menyedot nanah dari lutut yang bengkak itu. Setelah mendapat pelayanan kesehatan selama beberapa waktu di RS, karena alasan Sitna harus kembali masuk sekolah untuk mempersiapkan diri menghadapi UN, maka dokter kemudian mengijinkan Sitna pulang ke rumah guna menjalani rutinitasnya.

Menurut pengakuan Sitna, pasca keluar dari RS, awalnya sakit yang ia derita sudah mulai membaik. Namun karena ia disibukan dengan rutinitas pulang-pergi sekolah serta membantu aktivitas orang tuanya dalam mencari nafkah, maka secara perlahan sakit bengkak pada lututnya kembali membesar. Hingga saat ini, kondisi Sitna semakin kritis.

Pihak keluarga Sitna, mengaku, ada keinginan besar untuk menyembuhkan putri kesayangan mereka lewat pelayanan operasi. Namun, mengingat kondisi keuangan keluarga yang tidak mendukung, Sitna akhirnya hanya dibiarkan meregang sakit di rumah dengan hanya menjalani pengobatan tradisional secara seadanya.

Wajar jika Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan biaya pengobatan Sitna tersebut. Sebab orang tuanya tidak punya penghasilan tetap. Ditambah lagi, Pak Umar (Ayah Sitna) sedang sakit parah. Umar terdiagnosa menderita sakit asma dan paru-paru sudah sejak 15 tahun lalu.

Untuk menafkahi kehidupan keluarga sehari-hari, Janab (Ibu Sitna)-lah yang menjadi tulang punggungnya.
Dalam mencari nafkah, kesehariannya, Janab dibantu Sitna berjualan sayur siap saji di kampung. Selebihnya, dia memanfaatkan hasil dari tanaman perkebunan mereka secara musiman sebagaimana dilakoni warga kampung lainnya.

Info terakhir yang kami peroleh dari Relawan Kemanusiaan "Sahabat Nahla", Sitna telah dilarikan ke RST ambon untuk pelayanan medis. Harapan dan kemampuan keluarga hanya sampai di ambon. Namun setelah pihak RST Ambon melakukan pemerikasaan terhadap kondisi Sitna, hasilnya ia harus di rujuk ke salah satu RS di Jakarta. Rujukan dokter tersebut sudah pasti menjadi beban baru bagi keluarganya. Sebab mereka tidak berkecupan biaya. Akibatnya, hingga kini keharusan rujuk ke Jakarta itu, berada dalam ketidak pastian.

Olehnya, kepada seluruh basudara gandong pengguna FB, jika basudara memiliki kelebihan rezeki. Dengan penuh kerendahan hati, lewat tulisan ini kami mohon, tolong bantulah kesulitan yang sedang dihadapi oleh Sitna beserta keluarganya. Bila basudara bersedia membantu, uluran tangan basudara boleh disalurkan lewat Rekening BRI 497201026673535 a/n Komunitas SAHABAT NAHLA.

Mengenai info perkembangan penggalangan dana serta status penangan kesehatan Sitna, basudara bisa langsung menghubungi di nomor kontak 082238601715 milik Saudari Nengsi Keledar selaku Koordinator kumunitas SAHABAT NAHLA.
Atas segala bantuannya, kami sampaikan ribuan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, memberkatih kebaikan basudara samua... Aamiiin...

CATATAN;
Kasus sakit kanker tulang yang di derita oleh Sitna ini, hampir mirip dengan yang di alami oleh Almarhumah Nahla di Desa Sepa, Alwiyah Patty di Desa Latu, Almarhum Zeth David Sawaule di Dusun Siaputi Desa Loki, Serta Ode Musria di Waisala Kabupaten Seram Bagian Barat. serta masih ada puluhan penderita kanker lainnya di Maluku yang telah meninggal dunia dalam usia muda.

Awalnya mereka hanya menderita sakit infeksi ringan. Namun karena tidak ada perhatian pengobatan secara rutin, akhirnya infeksi tersebut menjelma menjadi kanker ganas yang kemudian berhasil merenggut nyawa. Dan lagi-lagi semua itu dapat terjadi, lantaran keluarga dari para pasien, tidak memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya rumah sakit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari relawan kemanusian khusus menangani penderita penyakit kanker di Maluku (Relawan "Sahabat Nahla-Tim "Berkat Ambon"), sejak tahun 2016 hingga kini, jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker telah menembus angka seratusan lebih. Jumlah tersebut adalah kasus yang hanya masuk dalam pantauan dua tim relawan kemanusiaan dimaksud. Entah berapa banyak lagi kasus yang tidak terpantau. Dan rata-rata korbannya adalah warga miskin dengan klasifikasi usia yang masih muda.

Membludaknya angka kematian warga miskin yang disebabkan oleh penyakit kanker ini, Pemerintah Provinsi Maluku sudah semestinya serius menyikapi hal tersebut. Sebagai tindak lanjut penanganan, paling minimal, Pemprov harus membentuk satu badan kesehatan daerah yang menangani khusus penderita penyakit kanker dengan alokasi anggaran yang maksimal. Sehingga ke depan tidak ada lagi Alwiyah Patty, Zeth David Sawaule, Nahla serta Ode Musria yang lain. Kalau hanya mengandalkan program BPJS, bagi kami tidak cukup.

Disamping itu, Pemrov Maluku juga harus membuka RS khusus penyakit kanker dengan fasilitas dan tenaga medis yang memadai. Hal ini penting, agar penderita kanker tidak harus dirujuk jauh-jauh ke RS di Jakarta.

#Ayo Basudara... Sebelum terlambat, mari katong sama-sama selamatkan katong pung generasi muda Maluku dari ancaman penyakit kanker...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun