Mohon tunggu...
embamba
embamba Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Halo semuanya. Terimakasih ya sudah menyempatkan waktu untuk membaca artikel saya. Semoga suka dengan artikel yang saya tulis. Tinggalkan komentar jika menurut anda konten saya masih banyak kekurangan, dan tinggalkan tombol like jika anda menyukai artikel saya. Salam blogger

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyakit Rabies: Sebuah Ancaman Serius yang Harus Diwaspadai

21 Juni 2023   08:00 Diperbarui: 21 Juni 2023   08:03 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus Ribo Nucleic Acid (RNA) adalah virus dari penyakit rabies. Foto diambil dari SamuelFrancisJohnson/pixabay.com

Akhir-akhir ini publik tengah dihebohkan dengan penyakit rabies. Lantas apasih itu rabies ? Seberapa bahayakah penyakit ini jika menular ke manusia ?

Rabies, atau yang juga dikenal dengan nama "anjing gila", merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat pada mamalia, termasuk manusia. Rabies biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama anjing. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai penyakit rabies, termasuk penyebab, gejala, penularan, pencegahan, dan pengobatan.

Virus Ribo Nucleic Acid (RNA) adalah virus dari penyakit rabies. Foto diambil dari SamuelFrancisJohnson/pixabay.com
Virus Ribo Nucleic Acid (RNA) adalah virus dari penyakit rabies. Foto diambil dari SamuelFrancisJohnson/pixabay.com
  • Penyebab: Penyakit rabies disebabkan oleh virus RNA dari famili Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Virus ini umumnya masuk ke tubuh melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Rabies dapat menular pada berbagai spesies mamalia, termasuk anjing, kucing, rubah, rakun, dan kelelawar.  
  • Gejala: Gejala penyakit rabies pada manusia berkembang secara bertahap. Pada tahap awal, penderita akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, dan rasa tidak enak badan. Selanjutnya, gejala akan berkembang menjadi gangguan neurologis, seperti kecemasan, kebingungan, kesulitan tidur, dan kejang. Pada tahap akhir, penderita akan mengalami gejala paralisis, kebingungan berat, dan meninggal karena gagal pernapasan.
  • Penularan: Penularan rabies umumnya terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi, yang mengandung virus dalam saliva mereka. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka pada kulit atau selaput lendir. Selain itu, kontak langsung dengan saliva hewan yang terinfeksi atau dengan cairan tubuh yang terinfeksi juga dapat menjadi sumber penularan.  
  • Pencegahan: Pencegahan rabies melibatkan beberapa langkah penting. Vaksinasi hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, sangat penting untuk mencegah penularan rabies dari hewan ke manusia. Selain itu, menghindari kontak langsung dengan hewan liar atau yang terinfeksi dan melaporkan gigitan hewan segera ke otoritas kesehatan adalah langkah-langkah penting dalam pencegahan penyakit ini.
  • Pengobatan: Pada manusia, tidak ada pengobatan yang efektif untuk rabies setelah gejala muncul. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari perawatan medis setelah terjadi gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies. Pengobatan awal setelah gigitan termasuk pembersihan luka, pemberian vaksin rabies, dan serangkaian injeksi imunoglobulin rabies.
  • Penyebaran dan Statistik: Rabies merupakan penyakit yang tersebar di seluruh dunia, kecuali di beberapa negara yang telah berhasil mengendalikannya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada sekitar 59.000 kematian akibat rabies setiap tahun, dengan hampir 99% kasus penularan rabies melalui gigitan anjing.  
  • Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang rabies sangat penting untuk pencegahan. Edukasi mengenai vaksinasi hewan peliharaan, tanda-tanda rabies, dan langkah-langkah pencegahan dapat membantu mengurangi jumlah kasus rabies dan melindungi kesehatan manusia dan hewan.
  • Penanganan Rabies pada Hewan: Selain upaya pencegahan pada manusia, penanganan rabies pada hewan juga sangat penting dalam memerangi penyakit ini. Jika ada hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, sebaiknya dilaporkan ke otoritas kesehatan hewan setempat. Otoritas tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk mengisolasi hewan tersebut, melakukan tes rabies, atau bahkan mengambil tindakan euthanasia jika diperlukan. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah penularan rabies kepada manusia dan hewan lainnya.  
  • Penelitian dan Pengembangan: Penelitian dan pengembangan terus dilakukan dalam upaya memahami lebih jauh tentang virus rabies, metode diagnosis yang lebih efektif, dan pengembangan vaksin baru. Upaya ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini rabies, peningkatan efektivitas vaksinasi, dan pengembangan terapi yang lebih baik untuk pengobatan pasien yang terinfeksi.
  • Peran Komunitas: Peran komunitas dalam pencegahan dan pengendalian rabies juga sangat penting. Masyarakat dapat terlibat dalam kampanye vaksinasi massal untuk hewan peliharaan, mengedukasi tetangga mereka tentang tanda-tanda rabies, dan melaporkan kejadian gigitan hewan yang mencurigakan kepada otoritas kesehatan. Dengan kerjasama antara individu, pemerintah, dan masyarakat, penyebaran rabies dapat dikendalikan dengan lebih efektif.  

Penyakit rabies adalah ancaman serius yang harus diwaspadai. Kesadaran akan risiko dan langkah-langkah pencegahan yang tepat adalah kunci dalam mengatasi penyakit ini. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, seperti vaksinasi hewan peliharaan dan menghindari kontak langsung dengan hewan liar atau yang terinfeksi, kita dapat melindungi diri kita dan mencegah penyebaran penyakit rabies.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun