Mohon tunggu...
Rully Oktaviana
Rully Oktaviana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Bullying

8 November 2023   12:24 Diperbarui: 8 November 2023   12:44 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bullying atau perundingan merupakan perilaku negatif yang bisa menyakiti anak baik secara mental maupun fisik. menurut kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PPA), bullying adalah penindasan atau risak (merunduk) yang dilakukan secara sengaja. ada tiga karakteristik perilaku bullying, yaitu disengaja, terjadi secara berulang-ulang atau untuk mendapatkan kekuasaan. Tindakan ini bisa juga dilakukan secara online. bullying online atau cyber bullying dapat terjadi lewat media sosial, pesan instan dan platform lain yang memungkinkan adanya interaksi.

Tidak semua anak bisa terbuka tentang tindakan perhubungan yang mereka dapat. Berdasarkan data PISA 2018, sebanyak 57,1% pelajar Indonesia menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa ikut dalam tindakan bullying adalah perilaku yang salah. persoalan perundingan di Indonesia cukup pelik karena hasil riset menunjukkan 27% responden Indonesia menyatakan tidak suka ketika melihat orang lain membela korban perundungan. Hal ini memberikan petunjuk bahwa lingkungan sosial di Indonesia, termasuk di sekolah-sekolah cenderung permisif terhadap perilaku bullying.

kondisi lingkungan yang seperti ini bisa disebabkan minimnya empati di dalam masyarakat. hal ini akibat kultur kekerasan yang sudah menjadi "kewajaran". Hal ini sejalan dengan penelitian dari Fatimmazuhro pada 2017 yang menyatakan bahwa empati dapat menurunkan tindakan bullying.

Faktor penyebab bullying bisa dapat terjadi karena faktor keluarga tidak harmonis atau broken home punya masalah diantara orang tua, sering terjadi kekerasan verbal maupun fisik antara anggota keluarga. kekerasan dari keluarga dapat menyebabkan seorang anak menjadi pribadi yang keras dan akan semakin susah diatur atau seakan menjadi seorang pendendam yang melampiaskannya dengan tindakan bullying.

faktor penyebab bullying juga bisa dapat terjadi karena faktor sekolah, yaitu perilaku yang turun temurun tapi tidak ditangani dan diselesaikan dengan baik oleh pihak sekolah. hal itu akan terus berkembang di lingkungan sekolah itu. dan hal itu juga dapat disebabkan karena banyak yang melihat tetapi tidak berempati atau melapor karena takut hal itu akan berbalik terjadi padanya.

dan hal ini juga dapat disebabkan karena faktor teman. yang menganggap dirinya tersebut adalah orang yang berkuasa. sehingga dia berpikir memiliki wewenang titik ini akan berdampak menjadi anak yang berperilaku agresif dan impulsif. pertanyaannya bagaimana tanggapan orang tua yang semestinya mengetahui bahwa anaknya mendapatkan perundingan? hal itu mungkin akan sangat menyakiti perasaan mereka. dan korban pun trauma akan hal itu. mungkin secara fisik dapat diobati namun secara mental akan sulit bagi korban.

Penyebab perilaku bullying adalah memiliki kontrol diri yang rendah dan tidak memiliki rasa tanggung jawab sebagai bentuk balas dendam bisa juga menjadi korban kekerasan sebelumnya dan sulit menghargai seseorang. dampak untuk penerima bullying sangat banyak bukan hanya secara fisik dan mental tetapi juga gangguan hubungan sosial. maka dari itu untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan cara bantu korban agar mampu membela dirinya sendiri, bicarakan kepada setiap anak yang terlibat dalam tindakan bullying secara terpisah, ambil tindakan teks untuk pelaku bullying untuk orang tua dapat dicegah dengan bangun rasa percaya diri anak tanamkan ketegasan dalam dirinya ajarkan etika dan juga rasa empatinya supaya anak dapat menghargai dan peduli terhadap sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun