Kalau kamu belum terbiasa memberikan opsi, coba mulai dari hal-hal kecil. Misalnya:
1. Identifikasi Masalah dengan Jelas: Jangan cuma bilang "Ini nggak jalan," tapi coba cari tahu kenapa. Misalnya, "Koneksi internetnya mati karena router bermasalah."
2. Cari Setidaknya Dua Solusi: Jangan berhenti di satu solusi. Kalau bisa, pikirkan minimal dua. Misalnya, "Kita bisa reset router atau hubungi provider."
3. Sampaikan dengan Santai: Nggak perlu pakai nada sok tahu. Sampaikan opsi dengan cara yang lebih ke arah diskusi, bukan instruksi.
4. Latihan Empati: Coba bayangkan kalau kamu di posisi bos, apa yang bakal kamu harapkan dari timmu?
Keuntungan Jangka Panjang
Tidak cuma bikin atasan senang, kebiasaan bawa solusi juga bikin kamu lebih siap menghadapi berbagai situasi di masa depan.
Misalnya, ketika kamu akhirnya jadi pemimpin tim, pola pikir ini bakal sangat membantu. Kamu tidak akan terjebak dalam lingkaran masalah terus-menerus tanpa akhir.
Selain itu, ini juga melatih cara berpikir kritis dan kreatif. Ketika kamu terbiasa mencari opsi, otakmu akan otomatis mencari jalan keluar bahkan dalam situasi yang sulit.
Saat Opsi Tidak Diterima
Kadang, meskipun kamu sudah memberikan opsi terbaik, bos atau timmu tetap tidak setuju. Apa yang harus dilakukan? Jangan baper. Lihat itu sebagai pembelajaran.
Terkadang solusi yang kita pikir sempurna ternyata tidak cocok dengan kondisi nyata. Dari situ, kamu bisa belajar lebih banyak tentang dinamika kerja dan cara membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Menutup dengan Refleksi
Pesan dari pemimpin redaksi saya itu sebenarnya bukan cuma tentang pekerjaan. Ini soal bagaimana kita menghadapi hidup. Masalah selalu ada, dan kadang kita tidak bisa menghindar. Tapi cara kita menghadapi masalah itulah yang bikin perbedaan.