Belum lagi Haruna, drummer mereka, yang main double pedal seperti mesin. Dia adalah definisi dari "powerhouse drummer".
Vokalis mereka, Asami, punya suara yang luar biasa. Dengan suara yang powerful tapi tetap punya sentuhan melodi yang indah.
Semua ini menjadikan Lovebites bukan sekadar band gimmick, melainkan band dengan kredibilitas tinggi.
Metal Jepang dan Kebebasan Kreatif
Scene musik Jepang memang punya cara unik dalam mendobrak stereotip. Selain Lovebites, ada juga band-band seperti Babymetal yang menggabungkan heavy metal dengan elemen idol pop. Ada juga Band-Maid yang tampil seperti pelayan kafe (maid) tapi main musik rock yang garang.
Jepang punya tradisi menghormati genre musik, tapi mereka nggak takut untuk berinovasi. Mungkin itu salah satu alasan kenapa banyak band Jepang yang bisa dikenal secara global.
Lovebites adalah perwujudan sempurna dari filosofi ini. Mereka tetap menghormati akar musik metal klasik, tapi membalutnya dengan identitas unik mereka sendiri dan gaya visual yang nggak biasa.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Lovebites?
Kadang kita terlalu sering terjebak dalam stereotip. Kalau kamu cewek, kamu harus begini. Kalau kamu cowok, kamu harus begitu. Kalau kamu main metal, kamu harus seram.
Lovebites mengingatkan kita bahwa ekspresi diri nggak punya batasan. Mereka tetap bisa feminin sekaligus garang, anggun sekaligus bertenaga.
Pesan ini relevan banget, bukan cuma buat musisi, tapi juga untuk kita semua. Kadang kita merasa harus masuk ke dalam kotak tertentu supaya diterima. Padahal justru dengan jadi diri sendiri, kita bisa menemukan kekuatan dan keunikan kita.
Metal Bukan Cuma untuk yang "Keras"
Lovebites adalah contoh sempurna bahwa musik metal bukan cuma tentang keras atau brutal. Metal juga bisa indah, elegan, dan penuh emosi.