Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Acara TV Dulu Seru, Sekarang Kebanyakan Repost

21 Desember 2024   10:42 Diperbarui: 21 Desember 2024   10:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi orang bosan nonton TV (sumber: pixabay.com/Sammy-Sander)

Ingat nggak zaman dulu ketika nonton TV itu jadi aktivitas yang menyenangkan? Malam-malam keluarga kumpul, nonton sinetron atau acara komedi bareng. Sekarang? Nyala TV cuma jadi suara latar sambil main HP. Sebab isi tayangan TV sekarang cuma kompilasi video yang diambil dari TikTok, YouTube, sama Instagram. Tambahin voice-over, jadi deh acara TV.

Alhasil menonton TV terus merasa dejavu? "Setelah viral di media sosial..." Lalu muncul cuplikan TikTok yang sudah lewat di FYP kita beberapa hari lalu. Jadi mikir, ini TV atau layar kedua media sosial?

Acara Berita Kok Kayak Story Instagram?

Acara berita di TV juga setali tiga uang. Selain mewartakan tentang isu yang penting, tapi juga tentang orang goyang aneh di TikTok atau tantangan viral yang sebenarnya nggak ngaruh ke hidup kita. Lebih mirip rekap linimasa media sosial ketimbang berita serius.

Apakah itu salah sepenuhnya? Nggak juga. Mereka tahu apa yang laku. Tapi masa iya acara berita jadi sekadar kumpulan konten viral? Dulu, TV itu rujukan informasi penting. Sekarang? Media sosial dianggap lebih terpercaya.

TV Buat Siapa, sih?

Buat yang tinggal di kota dengan internet kenceng, perangkat TV jadi lebih seperti pelengkap perangkat rumah tangga. Semua yang ada di TV sudah ada di YouTube, bahkan lebih cepat dan tanpa jeda iklan panjang. Nonton TV terasa kayak nostalgia zaman dulu.

Tapi buat yang tinggal di daerah pelosok dengan sinyal pas-pasan, TV masih jadi penyelamat. Mereka butuh hiburan, informasi, dan berita. Sayangnya, yang mereka dapat cuma konten daur ulang. Padahal mereka lebih layak dapat tontonan berkualitas.

Mana Inovasi yang Dulu?

Dengan dukungan finansial yang lebih besar ketimbang kreator konten individual, televisi harusnya bisa lebih kreatif. Jangan sekadar jadi layar besar buat konten kecil yang sudah lewat di HP kita.

Stasiun TV mesti sadar bahwa mereka bukan cuma bersaing dengan platform digital, tapi juga dengan ekspektasi penonton yang makin kritis. Jangan cuma mengandalkan konten viral, tapi ciptakan sesuatu yang baru dan menarik.

Apalagi dengan adanya kabar baru-baru ini tentang PHK masal tim produksi di ANTV. Maka ini menjadi tanda bahaya besar. Sebab jika pola seperti ini berlanjut, industri TV siap-siap akan memasuki "sunset"-nya.

Apakah Televisi Bangkit Lagi?

Televisi masih punya peluang, kok. Asal mereka mau berubah dan nggak cuma jadi pengamat media sosial yang punya layar besar. Kembalilah jadi pencipta konten sejati yang bisa menginspirasi, mendidik, dan menghibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun