Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Rahasia Dibalik Ramainya Restoran Berkonsep Rumah Mbah

17 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 17 Desember 2024   16:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi rumah mbah (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO) 

Restoran dengan konsep rumah mbah di kampung sepertinya makin menjamur dan selalu ramai. Kalau kamu pernah mampir ke salah satunya, pasti langsung paham kenapa tempat seperti ini punya daya tarik yang kuat. Bukan cuma soal makanan, tapi juga suasana dan pengalaman yang bikin hati hangat. Yuk, kita bahas kenapa konsep ini begitu digemari!

Nostalgia yang Menyentuh Hati

Siapa yang nggak rindu masa kecil ketika berkunjung di rumah mbah? Duduk di teras rumah sambil makan gorengan, dengar suara ayam berkokok, dan main di halaman luas.

Restoran dengan konsep ini berhasil menghidupkan kenangan-kenangan itu. Begitu melangkah masuk, kita seperti diantar mesin waktu ke masa lalu.

Meja kayu tua, kursi rotan, piring kaleng dengan motif bunga, semuanya terasa akrab. Atmosfer ini bikin banyak orang datang untuk sekadar bernostalgia, mencari kenyamanan yang sulit ditemukan di kota.

Suasana yang Bikin Tenang

Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk kota, kita butuh tempat untuk rehat sejenak. Restoran ala rumah mbah menawarkan ketenangan yang susah didapat. Duduk di bawah pohon rindang sambil dengar suara burung dan gemericik air? Rasanya seperti liburan mini yang nggak perlu jauh-jauh.

Ini bukan sekadar tempat makan, tapi tempat mengisi ulang energi. Kadang, suasana seperti ini lebih menyembuhkan daripada sekadar liburan mewah.

Masakan yang Bikin Rindu Kampung

Masakan di restoran ini biasanya sederhana dan nggak aneh-aneh, tapi ngena banget. Ada sayur lodeh, ikan asin, sambal terasi, dan nasi liwet yang disajikan hangat-hangat. Rasanya? Seperti masakan mbah yang penuh cinta dan nggak ada tandingannya.

Ditambah penyajian unik seperti pakai daun pisang atau tampah bambu, makan jadi lebih nikmat. Bukan cuma soal rasa, tapi juga pengalaman makan yang beda dari biasanya.

Desain yang Instagramable tapi Otentik

Restoran ini juga pintar memadukan elemen tradisional dengan daya tarik visual. Jendela kayu tua, lampu jadul, hingga perabotan antik bikin suasana makin hidup. Nggak heran banyak orang datang bukan cuma buat makan, tapi juga foto-foto.

Satu foto di Instagram dengan latar restoran ini bisa langsung bikin followers penasaran dan pengen datang juga. Media sosial memang jadi promosi gratis yang efektif.

Pelayanan yang Ramah dan Tulus

Di sini, pelayanannya biasanya hangat dan tulus, seperti disambut keluarga sendiri. Pelayan dengan senyum ramah dan sapaan khas membuat pengalaman makan lebih berkesan. Rasanya seperti pulang ke rumah, bukan sekadar makan di restoran.

Harga yang Masuk Akal

Walaupun harga itu sifatnya relatif, umumnya menu di restoran seperti ini juga ramah di kantong. Porsinya cukup besar dengan harga yang nggak bikin kantong bolong. Ini alasan kenapa banyak orang balik lagi dan lagi: kenyang, bahagia, dan tetap hemat.

Tempat Makan yang Menghangatkan

Restoran dengan konsep rumah mbah di kampung bukan sekadar tempat makan. Ini adalah tempat untuk mengenang masa lalu, melepas rindu suasana pedesaan, dan menikmati makanan yang penuh rasa. Desainnya yang unik, makanannya yang lezat, dan suasananya yang bikin nyaman membuat restoran ini jadi pilihan banyak orang.

Jadi, kapan terakhir kali kamu merasa seperti pulang ke rumah mbah? Cobalah mampir ke restoran dengan konsep ini. Nggak cuma kenyang, tapi juga pulang dengan hati yang lebih hangat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun