Di situs freelance tempat saya biasa mencari proyek, ada banyak orang yang mencari akun-akun digital untuk dibeli. Misalnya akun Google Developer, Canva Creator, atau AdSense. Mereka berani membeli akun-akun itu mulai dari harga Rp1,2 juta sampai Rp12 juta per akun, tergantung "kualitas" akunnya.
Saya jadi penasaran, apa sih tujuan mereka mencari dan membeli akun-akun ini?
Apa Sebenarnya Akun Digital Ini?
Untuk memahami lebih dalam, kita bahas dulu fungsi akun-akun ini:
- Google Developer: Akun ini dipakai untuk mengunggah aplikasi ke Google Play Store. Pemilik akun juga akan diberikan akses ke tools milik Google untuk mengembangkan aplikasinya.
- Canva Creator: Kalau punya akun ini, kamu bisa mengunggah dan mendapatkan royalti dari desain kamu di platform Canva dan dapat penghasilan dari situ.
- AdSense: Akun ini buat menghasilkan uang dari iklan, baik di website maupun YouTube.
Kenapa Harus Beli, Memang Bikin Sendiri Susah?
Sebenarnya membuat akun-akun ini bukan hal yang mustahil, tapi prosesnya tidak selalu gampang. Tapi kenapa ada orang yang lebih memilih beli daripada bikin sendiri?
1. Proses Panjang dan Ribet
Ambil contoh Google Developer. Daftar akunnya saja harus pakai kartu kredit. Belum lagi AdSense, yang proses verifikasinya kadang bikin emosi karena mesti nunggu PIN dikirim lewat pos. Kalau ada satu langkah yang gagal, akun bisa ditolak.
2. Akun "Matang" Lebih Menarik
Banyak pembeli mencari akun yang sudah aktif atau punya reputasi bagus. Misalnya, akun AdSense yang sudah pernah mencairkan uang, atau Canva Creator yang portofolionya sudah lengkap. Akun-akun seperti ini dianggap lebih siap pakai.
3. Tidak Mau Buang Waktu
Bagi pebisnis digital yang kejar target, waktu itu segalanya. Beli akun jadi solusi praktis dibanding bikin sendiri yang bisa makan waktu berbulan-bulan.
Motif di Balik Pembelian Akun
Dari obrolan saya dengan beberapa teman freelancer, ada beberapa alasan umum kenapa orang mencari akun-akun ini:
1. Menghindari Batasan atau Sanksi
Banyak yang sebenarnya sudah punya akun, tapi diblokir atau di-banned karena melanggar aturan platform. Daripada mulai dari nol, mereka cari jalan pintas dengan beli akun baru.
2. Langsung Untung
Misalnya akun AdSense yang sudah menghasilkan, bisa langsung dipakai untuk dapat uang tanpa perlu menunggu proses verifikasi atau mengumpulkan traffic dari awal.
3. Investasi Bisnis
Ada juga yang beli akun untuk mendukung bisnisnya. Misalnya, desainer beli akun Canva Creator untuk jual karya, atau developer beli akun Google buat unggah aplikasi mereka.
Risiko yang Mengintai
Meskipun terlihat simpel, ada risiko besar di balik transaksi ini:
1. Melanggar Kebijakan Platform
Hampir semua platform melarang jual-beli akun. Kalau ketahuan, akun bisa langsung diblokir. Tidak peduli sudah bayar mahal atau belum.
2. Potensi Penipuan
Ada saja penjual akun yang tidak jujur. Ada yang jual akun palsu, hasil retasan, atau ternyata bermasalah. Yang beli jadi rugi kan?
3. Akun Diambil Lagi Oleh Pemiliknya
Penjual yang nakal sengaja menyimpan data pemulihan akun. Jadi mereka bisa mengambil akun kembali setelah transaksi selesai.
Ini Jalan Pintas atau Jalan Salah?
Saya sendiri merasa dilema soal jual beli akun ini. Di satu sisi, pembeli jelas punya alasan yang masuk akal, terutama kalau mereka kepepet waktu atau butuh solusi cepat. Tapi di sisi lain, praktik ini melanggar aturan platform dan penuh risiko.
Buat saya, ada kepuasan tersendiri kalau kita membangun sesuatu dari nol. Memang lebih lama dan ribet, tapi hasilnya lebih aman dan jauh lebih memuaskan. Plus, tidak perlu cemas kalau-kalau akun diblokir atau diambil alih.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Fenomena ini menunjukkan kalau dunia digital memang penuh tantangan. Kreativitas dan strategi sangat diperlukan untuk bertahan. Tapi penting juga untuk tidak tergoda jalan pintas yang berisiko.
Kalau kamu bekerja di dunia freelance atau bisnis digital, cobalah fokus membangun reputasi yang kuat dan menghindari cara-cara instan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI