Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perjalanan Mencari Kesempurnaan

15 November 2024   09:06 Diperbarui: 15 November 2024   09:15 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alkisah, ada sebuah toko bernama "The Husband Store." Di tempat ini, para wanita bisa "berbelanja" calon suami sesuai dengan kualitas yang mereka inginkan.

Ada enam lantai di toko ini. Pengunjung hanya dapat mengunjungi setiap lantai cuma satu kali. Semakin tinggi lantainya, kualitasnya akan meningkat. Pengunjung dapat memilih "belanjaannya" di lantai manapun, tetapi kalau sudah naik satu lantai, tidak boleh kembali turun.

Nah, ceritanya ada seorang wanita yang pergi ke toko ini untuk mencari seorang suami.

Lantai 1

Melangkah masuk, si wanita ini melihat petunjuk di lantai pertama: "Pria-pria di lantai ini punya pekerjaan."

Hmm, kedengarannya oke, ya? Minimal nggak perlu khawatir soal bayar tagihan, nih. Tapi tunggu, apa cuma itu? Dia menatap ke tangga lantai berikutnya dan berpikir, "Ah, siapa tahu ada yang lebih baik." Dengan antusias, dia pun naik ke lantai dua.

Lantai 2

Di lantai dua, dia membaca petunjuknya: "Pria-pria di lantai ini punya pekerjaan dan sayang anak." Wow, ini mulai masuk akal. Bukan hanya pekerja keras, tapi juga punya naluri keluarga yang baik.

"Oke, tapi mungkin masih ada yang lebih bagus," dia bergumam. Tanpa pikir panjang, dia pun lanjut ke lantai berikutnya.

Lantai 3

Sampai di lantai tiga, si wanita melihat petunjuk: "Pria-pria di lantai ini punya pekerjaan, sayang anak, dan sangat tampan."

Nah, ini baru menarik! Bukan hanya mapan dan peduli keluarga, tapi juga bikin mata segar tiap hari. Tapi dalam hati dia masih berpikir, "Hmm, kalau di lantai ini aja udah bagus, apalagi lantai berikutnya?"

Lantai 4

Di lantai empat, dia membaca petunjuk lagi: "Pria-pria di lantai ini punya pekerjaan, sayang anak, tampan, dan membantu pekerjaan rumah."

Wah, jackpot! Cuci piring bareng, beberes rumah bareng, sambil nyanyi-nyanyi kayak adegan film romantis. Tapi... ada lantai lima. Penasaran, dia naik lagi. Siapa tahu suami idaman ala drama Korea itu ada di sana.

Lantai 5

Sekarang, wanita ini semakin bersemangat. Di lantai lima, dia membaca petunjuk: "Pria-pria di lantai ini punya pekerjaan, sayang anak, tampan, membantu pekerjaan rumah, dan sangat romantis."

Ah, ini dia yang dicari! Penuh perhatian, siap bikin kejutan manis, bikin hidup bagai di drama Korea. Ehh tapi... masih ada satu lantai terakhir, lantai enam.

Lantai 6

Dengan penuh semangat, dia naik ke lantai enam, berharap bisa menemukan pria idaman yang sempurna. Tapi apa yang tertulis di petunjuk lantai enam itu?

"Selamat! Kamu adalah pengunjung ke-31.000.456 di lantai ini. Di lantai ini sama sekali tidak ada pria. Lantai ini hanya ada untuk membuktikan bahwa manusia tidak akan pernah puas."

Moral of the Story

Kisah "The Husband Store" ini lebih dari sekadar lelucon. Kadang, kita terlalu terfokus pada kesempurnaan sehingga lupa melihat apa yang sebenarnya ada di depan mata. Kita ingin lebih ini dan itu, sampai akhirnya yang kita punya malah menguap begitu saja.

Jadi kalau kamu menemukan seseorang yang cukup baik dan sepadan, mungkin itu lebih dari cukup. Karena kalau kamu selalu menuntut lebih dan lebih, jangan kaget kalau lantai terakhir dari pencarianmu hanya sebuah papan bertuliskan, "Terima kasih sudah berkunjung, tapi maaf  di sini tidak ada yang kamu cari"

Jangan lupa, kesempurnaan itu relatif. Daripada terus naik tangga tanpa henti, kenapa tidak berhenti dan lihat sekeliling? Siapa tahu, dia yang kamu cari justru ada di lantai pertama!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun