Wah, jackpot! Cuci piring bareng, beberes rumah bareng, sambil nyanyi-nyanyi kayak adegan film romantis. Tapi... ada lantai lima. Penasaran, dia naik lagi. Siapa tahu suami idaman ala drama Korea itu ada di sana.
Lantai 5
Sekarang, wanita ini semakin bersemangat. Di lantai lima, dia membaca petunjuk: "Pria-pria di lantai ini punya pekerjaan, sayang anak, tampan, membantu pekerjaan rumah, dan sangat romantis."
Ah, ini dia yang dicari! Penuh perhatian, siap bikin kejutan manis, bikin hidup bagai di drama Korea. Ehh tapi... masih ada satu lantai terakhir, lantai enam.
Lantai 6
Dengan penuh semangat, dia naik ke lantai enam, berharap bisa menemukan pria idaman yang sempurna. Tapi apa yang tertulis di petunjuk lantai enam itu?
"Selamat! Kamu adalah pengunjung ke-31.000.456 di lantai ini. Di lantai ini sama sekali tidak ada pria. Lantai ini hanya ada untuk membuktikan bahwa manusia tidak akan pernah puas."
Moral of the Story
Kisah "The Husband Store" ini lebih dari sekadar lelucon. Kadang, kita terlalu terfokus pada kesempurnaan sehingga lupa melihat apa yang sebenarnya ada di depan mata. Kita ingin lebih ini dan itu, sampai akhirnya yang kita punya malah menguap begitu saja.
Jadi kalau kamu menemukan seseorang yang cukup baik dan sepadan, mungkin itu lebih dari cukup. Karena kalau kamu selalu menuntut lebih dan lebih, jangan kaget kalau lantai terakhir dari pencarianmu hanya sebuah papan bertuliskan, "Terima kasih sudah berkunjung, tapi maaf  di sini tidak ada yang kamu cari"
Jangan lupa, kesempurnaan itu relatif. Daripada terus naik tangga tanpa henti, kenapa tidak berhenti dan lihat sekeliling? Siapa tahu, dia yang kamu cari justru ada di lantai pertama!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H