Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Kehadiran Pendukung di Acara Debat, Berisik Banget deh!

12 November 2024   07:28 Diperbarui: 16 November 2024   11:32 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | AI generated image by DALL-E

Debat pilpres atau pilkada selalu jadi momen panas. Bukan cuma buat para kandidatnya, tapi juga buat kita yang nonton dari rumah. Satu hal yang bikin saya jengkel setiap kali nonton acara debat di TV adalah kehadiran pendukungnya! Suasana debat yang seharusnya serius malah jadi berisik gara-gara teriakan-teriakan dari penonton di lokasi acara.

Kira-kira bisa nggak kalau di acara debat lima tahun lagi, para pendukung tidak perlu hadir di tempat acaranya?

Bebas dari Yel-yel yang Berisik

Misalnya, si calon baru saja menjawab pertanyaan penting, tiba-tiba teriakan pendukung membahana, "Hidup nomor sekian!" Suasana serius langsung rusak.

Penonton di rumah yang seharusnya bisa mendengarkan argumen dengan jelas jadi kehilangan momen penting karena kebisingan itu. Bukannya fokus pada isi debat, perhatian kita malah teralihkan oleh tepuk tangan atau teriakan. Lucunya, kadang yang disoraki bukan jawaban penting, tapi sekadar gimmick.

Debat seharusnya ajang untuk mendalami visi dan misi calon, bukan kompetisi teriakan siapa yang paling keras. Apakah ini memang disengaja untuk mengalihkan perhatian dari argumen yang kurang kuat?

Seandainya saja pendukung tidak hadir, debat bisa lebih tenang dan fokus pada konten. Mirip seperti debat pilpres di Amerika Serikat, di mana hanya ada panelis dan paslon. Jadi poin-poin debat tersampaikan dengan jelas, dan kita bisa lebih ngerti. Tidak ada lagi gangguan suara pendukung yang seringnya cuma bikin ribut tanpa hasil.

youtube.com/@guardiannews
youtube.com/@guardiannews

Kurangi Risiko Gesekan Antarpendukung

Ini yang belakangan menjadi masalah: gesekan antarpendukung. Memberi dukungan itu wajar, tapi kalau sampai ribut atau bahkan berujung kekerasan, apa masih pantas dibilang dukungan? Dengan mengurangi kerumunan pendukung, risiko konflik ini bisa diredam.

Debat tanpa pendukung, terbukti jauh lebih aman. Masing-masing tim bisa nonton dari tempat yang aman, tidak perlu tatap muka langsung yang bisa picu emosi. Debat tetap berjalan seru, tapi fokus ke argumen, bukan perang yel-yel.

Drama yang Berkurang, Fokus yang Bertambah

Debat yang seru itu tidak harus penuh drama. Sorakan dari pendukung ini malah mengganggu dan bikin debat terasa seperti acara hiburan.

Bukannya mendengarkan argumen, kita jadi fokus ke siapa yang dapat dukungan lebih meriah. Padahal yang harus kita nilai kan isinya, bukan siapa yang paling rame.

Dengan suasana yang lebih tenang, tanpa gangguan eksternal dari para pendukung, pemirsa bisa lebih fokus pada argumen yang disampaikan kandidat.

Setiap poin yang dikeluarkan kandidat bisa didengar dengan jelas, tanpa ada yang memotong atau membuat bias. Ini kan yang kita mau? Debat yang informatif, bukan sekadar pertandingan tentang suara siapa yang paling keras.

Penonton Bisa Lebih Tenang dan Objektif

Percaya atau tidak, banyak penonton yang sebenarnya jadi tidak netral gara-gara melihat bagaimana pendukung merespon. Kalau pendukung satu kandidat sangat bersemangat dan dominan, penonton di rumah bisa jadi terpengaruh dan menganggap kandidat itu lebih unggul, padahal belum tentu demikian.

Kalau kita nonton dari rumah tanpa gangguan pendukung di lokasi debat, kita bisa lebih objektif. Penonton akan fokus pada isi, bukan pada suasana debat.

Dengan begitu, kita bisa benar-benar mencerna poin-poin yang disampaikan dan mengambil keputusan yang lebih matang.

Moderator Punya Kendali Lebih

Tak bisa dipungkiri kalau moderator sering kewalahan menghadapi debat yang penuh dengan suara pendukung. Bukan cuma harus mengontrol kandidat, mereka juga harus menenangkan penonton yang kadang keterlaluan. Padahal moderator perlu menjaga alur debat tetap terarah.

Dengan hanya ada panelis dan paslon, moderator akan lebih mudah menjaga ketertiban. Moderator bisa mengarahkan kandidat dengan lebih fokus dan memastikan setiap calon punya kesempatan yang sama untuk berbicara tanpa gangguan dari luar. Alhasil, debat bisa lebih efektif dan enak ditonton.

Normalisasikan Acara Debat Tanpa Kehadiran Pendukung

Acara debat tanpa kehadiran pendukung bukanlah ide buruk. Dengan meniadakan pendukung, suasana jadi lebih kondusif, panelis dan kandidat bisa fokus pada isi, dan penonton di rumah juga bisa menyimak dengan lebih tenang dan netral.

Debat seharusnya jadi ajang bagi kita semua untuk belajar dan memahami visi misi kandidat. Tanpa drama pendukung, kita bisa benar-benar menilai mereka berdasarkan isi, bukan seberapa keras pendukungnya berteriak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun