Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tiga Kata Wajib Host Dadakan di Tayangan Kuliner

6 November 2024   13:44 Diperbarui: 6 November 2024   13:50 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa iya, hanya dengan kata medhok bisa menggambarkan semua rasa yang kompleks itu? Padahal medhok sendiri adalah istilah yang subjektif. Apa yang medhok buat satu orang, belum tentu medhok buat orang lain.

Sayangnya, beberapa reviewer justru menggunakan kata ini seolah-olah itu adalah rasa universal yang harus kita semua pahami. Akibatnya, istilah medhok malah jadi gimmick, tanpa penjelasan lebih mendalam soal rasa sebenarnya. 

Mungkin para reviewer ini perlu sedikit lebih peka dengan detail. Misalnya, "Rasanya bawang putihnya cukup terasa, tapi cabai rawitnya malah samar." Atau, "Ada jejak ketumbar yang kuat di awal, lalu ditutup dengan pedas hangat dari jahe."

Deskripsi yang detail justru akan membawa penonton lebih larut dalam cerita rasa yang disampaikan.

3. (Kata Sifat) + Banget

Nah, ini dia formula paling klasik: (kata sifat) + banget. Contohnya, "enak banget," "gurih banget," "renyah banget."

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ungkapan ini, tapi ketika digunakan terus-menerus dengan intensitas yang sama, kesannya jadi seperti template. Rasanya kurang variatif, kan?

Apakah kata "banget" ini benar-benar menggambarkan rasa yang mereka coba sampaikan, atau lebih karena kurangnya kosakata deskriptif mereka?

Jika satu makanan sudah enak banget, lalu yang berikutnya juga enak banget, terus apa yang membedakannya?

Padahal ada banyak kata yang bisa dipakai untuk menjelaskan rasa makanan yang unik. Kata-kata seperti "menggigit," "menyengat," atau "melekat" bisa jadi alternatif yang lebih menarik.

Misalnya, "Rasa pedasnya langsung menyengat di lidah, sampai mata berkaca-kaca!" atau "Gurihnya melekat di langit-langit mulut, bikin nggak mau berhenti makan."

Mungkin sudah waktunya para reviewer ini belajar lebih banyak kata deskriptif, atau minimal berusaha lebih menggambarkan rasa daripada sekadar menambahkan "banget."

Perlu Kreativitas dalam Menjadi Reviewer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun