Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Adegan dari Memori Masa Lalu (Pt.3/9)

30 September 2024   11:25 Diperbarui: 30 September 2024   11:36 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nicholas terjaga dengan napas tersengal-sengal, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Mimpi itu kembali, namun kali ini lebih jelas.

Rumah di atas bukit yang pernah ia lihat dalam bayangan kini terlihat dengan detail mengerikan. Suara tembakan bergema di dalam kepalanya, disertai dengan jeritan yang memekakkan telinga.

Sosok Victoria tergeletak di tanah, bersimbah darah. Di sampingnya, ada pria yang memegang pistol, gemetar, sebelum akhirnya menembakkan pistolnya ke dirinya sendiri.

Nicholas mencoba menenangkan diri, menatap sekeliling kamar kecilnya yang penuh dengan tumpukan kertas artikel, catatan, dan potongan koran yang dia kumpulkan selama berminggu-minggu. Semua berpusat pada satu kejadian: pembunuhan di Bukit Echo. Ini bukan lagi sekadar mimpi. Ini nyata.

Dengan tangan gemetar, Nicholas mengambil salah satu potongan koran tua yang sudah lecek karena sering dia buka. Di sana tertulis tajuk utama yang membuatnya kaget:

"Seorang Gadis Muda Tewas, Penembakan di Bukit Echo, Pelakunya Bunuh Diri."

Kisah itu telah menjadi berita besar puluhan tahun lalu. Seorang gadis muda, ditemukan tewas dengan luka tembak di rumah terpencil di atas bukit. Di sampingnya, Julian yang dikenal sebagai kekasihnya, ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Dia juga tewas, diperkirakan bunuh diri setelah mmbunuh Victoria.

Semuanya cocok dengan mimpi Nicholas. Setiap kali Nicholas tertidur, dia seakan menyaksikan kejadian itu dari mata Victoria, merasakan ketakutan dan kepedihan yang begitu nyata.

Namun ada sesuatu yang tidak sesuai dengan nalar. Sesuatu yang Nicholas rasakan setiap kali dia melihat kejadian itu dari perspektif Victoria. Rasa sakit dan pengkhianatan itu bukan dari Victoria, tapi dari orang lain.

Di dalam mimpinya, Nicholas melihat sesuatu yang luput dari pandangan semua orang. Ada sosok pria lain yang berdiri di sana, di tepi bayangan, mengawasi dengan mata penuh dendam. Pria itu adalah Edward, kakak dari Julian.

Nicholas mulai merangkai potongan-potongan puzzle di dalam benaknya. Rupanya Victoria tidak hanya terlibat asmara dengan Julian, tetapi juga dengan Edward. Hubungan yang rumit, penuh dengan kebohongan, rasa bersalah, dan pengkhianatan.

Apa mungkin yang terjadi sebenarnya berbeda dari apa yang dilaporkan selama ini? Apa benar Julian yang membunuh Victoria, atau apakah ada skenario lain yang lebih kelam?

Potongan koran itu juga mencatat kesaksian seorang saksi yang mendengar suara tembakan dan menemukan tubuh Victoria dan Julian. Seorang pria tua, tetangga di sekitar Bukit Echo.

Saksi itu menyebutkan bahwa ada jeritan sebelum tembakan, namun suara itu terdengar bukan dari Julian. Ketika saksi tiba, pria itu melihat Julian memegang pistol. Tapi apakah dia yang benar-benar menarik pelatuknya? 

Nicholas merasakan dorongan untuk mencari saksi itu. Pria tua yang mungkin masih hidup. Orang yang mungkin tahu lebih banyak dari yang dia sampaikan kepada polisi dan jurnalis. Mungkin dia tahu tentang Edward.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun