Seiring berjalannya waktu, fenomena "thirst trap" semakin marak di dunia maya. Kamu mungkin sering mendengar istilah ini atau bahkan tanpa sadar pernah terlibat dalam tren ini.
Apa Itu Thirst Trap?
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan foto atau video yang diunggah seseorang, dengan tujuan utama untuk menarik perhatian secara seksual. Biasanya, konten ini menampilkan bagian tubuh tertentu atau pose yang dianggap menggoda.
Ini bukan sekadar selfie biasa atau foto liburan yang ingin kamu bagikan kepada teman-teman. Thirst trap bertujuan untuk menggoda, memancing komentar, likes hingga subscribe, dan pastinya pujian.
Kenapa Orang Melakukan Thirst Trap?
Kamu mungkin bertanya, "Kok ada orang yang melakukan itu?" Jawabannya sederhana, karena mereka bisa.
Tapi apakah itu salah? Ini pertanyaan yang sulit dijawab. Beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai bentuk ekspresi diri, sementara yang lain mungkin melihatnya sebagai upaya mencari validasi dari orang lain.
Jika kamu mengira saya memberikan jawaban pasti tentang apakah thirst trap itu baik atau buruk, saya memilih untuk netral. Saya tidak sepenuhnya setuju, tapi saya juga tidak sepenuhnya menolak.
Setiap orang bebas mengunggah konten apapun yang mereka suka. Itu bukan urusan saya. Saya bukan polisi media sosial. Kalian pun tidak akan sanggup atau punya waktu memberikan dislikes atau melaporkan semua konten thirst trap.Â
Tapi di sisi lain thirst trap ini membuat dunia media sosial jadi tidak adil. Cuma modal good looking saja, follower-nya meroket.
Thirst Trap Bukan Hal Baru
Mari kita cermati sejenak. Thirst trap bukanlah hal baru. Pernah dengar ungkapan "sex sells?"
Sebelum era media sosial, orang-orang telah menemukan cara untuk menunjukkan sisi sensual mereka. Hanya saja sekarang, caranya jauh lebih mudah dan cepat dengan jangkauan yang lebih luas.