Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Kenangan di Bawah Langit Biru

15 Agustus 2024   15:52 Diperbarui: 15 Agustus 2024   15:53 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini senyumnya mulai mengembang, menggantikan cemberut kecil tadi.

Haqi tertawa pelan, suaranya rendah dan hangat. "Mika, setiap kali aku memotretmu, aku selalu menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Bagaimana mungkin aku bisa bosan?"

Mika menundukkan kepala, sedikit malu dengan pujian yang begitu jujur dan tulus itu. Padahal, sudah bertahun-tahun mereka bersama, namun Haqi selalu menemukan cara untuk membuatnya merasa istimewa.

Di sekeliling mereka, bunga-bunga liar bergoyang pelan mengikuti irama angin. Kota yang sibuk dan penuh hiruk-pikuk terasa jauh dari tempat mereka berdiri, seolah-olah mereka berada di dunia yang berbeda. Hanya ada mereka berdua, di tengah padang yang hijau, dengan langit biru di atas mereka.

"Kadang aku merasa kita seperti di dunia lain," Mika akhirnya berkata. Suaranya lirih, hampir seperti berbicara kepada dirinya sendiri.

"Mungkin kita memang sedang berada di dunia kita sendiri," Haqi mengangguk sambil tersenyum.

"Di tempat ini, hanya ada kita, waktu berjalan lebih lambat, dan semuanya terasa lebih nyata."

Mika menatap Haqi, kali ini dengan perasaan yang sulit ia jelaskan. Ada kedamaian dalam momen ini, seolah-olah waktu memang benar-benar berhenti hanya untuk mereka berdua. Ia merasa aman, terlindungi, dan dicintai dalam cara yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Aku berharap kita bisa selalu seperti ini," Mika berkata pelan, nadanya penuh harap.

Haqi mendekatkan wajahnya, menatap Mika dengan tatapan yang lembut namun intens.

"Selama kita bersama, dunia kita ini akan selalu ada, Mika. Kita yang menciptakan momen-momen ini, dan kita yang menentukan bagaimana kita ingin mengingatnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun