Dalam bursa calon gubernur, bupati, dan wali kota untuk Pilkada nanti, muncul beragam nama yang asing. Bukan dari partai yang biasa nongol di berita, tapi elektabilitasnya tinggi.Â
Nah, itu dia yang menarik! Di Indonesia, di mana perahu partai politik jadi "kendaraan" wajib buat para petahana atau mereka yang mau terjun ke dunia politik, fenomena tokoh non-partai ini cukup unik.
Sebagai rakyat jelata, saya penasaran kenapa sih mereka bisa elektabilitasnya tinggi padahal bukan dari partai? Dan yang lebih penting lagi, apakah mereka bisa mempertahankan sinar terangnya di gelanggang Pilkada nanti?
Modal Kepercayaan dan Prestasi: Bukan Cuma Asal Nyelonong
Bagaimana pun juga, kalau elektabilitas tinggi, pasti ada alasannya kan? Menurut saya ada beberapa faktor yang bikin tokoh non-partai bisa bersaing, bahkan mengungguli nama-nama beken dari parpol besar.
Pertama, modal kepercayaan. Ini tidak bisa dibeli pakai uang. Biasanya para tokoh ini sudah punya rekam jejak yang baik.Â
Mereka yang pernah jadi birokrat sukses, pengusaha yang dikenal dermawan, atau figur publik yang selalu vokal menyuarakan kepentingan rakyat, nah mereka inilah yang sudah mendapat "deposit" kepercayaan dari masyarakat.
Kedua, prestasi nyata. Percuma omong doang kalau tidak ada bukti. Para tokoh non-partai ini biasanya punya prestasi yang "nyata" dan bisa dilihat masyarakat.Â
Misalnya, kalau mereka mantan birokrat, mungkin pernah membangun infrastruktur yang dibutuhkan warga, atau punya kebijakan yang jadi solusi buat permasalahan di daerah.
Jalan Terjal Menanti
Oke, mereka punya modal, tapi jangan dikira jalannya mulus, ya! Biarpun elektabilitas tinggi, para tokoh non-partai ini tetap menghadapi "badai" tersendiri.
Kenapa? Karena mereka tidak punya mesin politik yang kuat seperti parpol. Kita tahu sendiri, parpol punya jaringan yang sudah mapan sampai ke pelosok desa.Â