Di balik hiruk pikuk Jakarta Timur, ada sebuah kawasan yang memancarkan aroma memikat. Ya, Condet bukan hanya terkenal dengan salaknya, tetapi juga sebagai surga bagi para pecinta parfum atau minyak wangi.
Awal Mula Semerbak Condet
Sejarah daerah Condet menjadi tempat jual parfum dimulai pada tahun 1970-an ketika pelopornya, Habib Taufik Assegaf, berjualan menggunakan meja di depan Masjid Al-Hawi di Jalan Raya Condet. Bisnis ini kemudian berkembang dengan adanya migrasi warga keturunan Arab ke Condet yang membawa budaya dan tradisi mereka.
Kini, Condet dikenal sebagai kawasan padat penduduk yang banyak dihuni warga keturunan Arab dan terkenal sebagai tempat perdagangan minyak wangi yang murah meriah.
Disambut Wangi yang Membius
Begitu memasuki Jalan Condet yang berada persis di seberang Pusat Grosir Cililitan, yang ada Tugu Salak, udara seolah berubah. Aroma wangi yang kuat langsung menyergap indera penciuman. Barisan toko parfum berjejer rapi di sepanjang jalan, seakan mengajak pengunjung untuk berpetualang mencari aroma idaman.
Botol-botol parfum berjajar di etalase kaca, desainnya klasik dan sederhana. Jauh dari kesan mewah yang biasa dijumpai di butik parfum branded. Tapi di balik kesederhanaan itu, tersimpan kekayaan aroma yang melimpah.
Meracik Aroma
Yang menarik, para penjual di sini kebanyakan sudah berpengalaman meracik parfum. Mereka dengan cekatan menebak aroma yang kita cari, bahkan bisa meracik sesuai preferensi kita. Ingin wangi yang fresh dan tahan lama untuk aktivitas seharian? Atau aroma yang sensual untuk kencan malam? Di Condet, keinginan itu bisa diracik dengan harga yang sangat bersahabat.
Pengalaman memilih parfum di Condet jauh berbeda dengan berbelanja di butik. Ini bukan sekadar transaksi jual-beli, tapi perjalanan indera dan nostalgia. Para penjual dengan senang hati bercerita tentang seluk-beluk parfum, dari bahan baku yang digunakan sampai cara layering yang tepat. Mereka juga tak segan berbagi tips agar wangi parfum lebih tahan lama.
Bagi saya, daya tarik utama parfum made in Condet terletak pada keunikannya. Selain menemukan aroma  parfum branded yang biasa ditemui di department store, parfum Condet juga menawarkan wangi yang lebih personal, diracik sesuai dengan karakter dan keinginan pembeli.
Selain itu, tentu saja harganya yang ramah kantong menjadi nilai tambah tersendiri. Dengan budget yang terbatas, kita tetap bisa tampil wangi dan percaya diri. Tak heran, banyak anak muda yang menjadikan Condet sebagai destinasi "wangi" favorit mereka.
Tidak Hanya Parfum
Terlepas dari itu, bagi saya pesona Condet bukan hanya terletak pada wanginya saja. Bagi pemburu kuliner, di sepanjang Jalan Condet dan jalan-jalan kecilnya ada banyak sekali ragam kuliner yang bisa dinikmati, terutama masakan Timur Tengah seperti nasi kebuli dan kebab. Bahkan toko-toko yang menjual parfum itu juga merangkap sebagai penyedia oleh-oleh haji.
Di bulan Juli juga diadakan Festival Condet. Dimana tahun ini akan diadakan pada tanggal 6-7 Juli. Di sini akan dihadirkan beragam budaya Betawi mulai dari tarian, ondel-ondel hingga kuliner khas Betawi.
Jadi, berkunjung ke Condet tak sekadar berburu wewangian. Condet adalah perpaduan sempurna antara wangi nostalgia dan budaya yang memesona. Ini adalah destinasi yang wajib dikunjungi, tak hanya untuk para pecinta wewangian, tapi juga bagi siapa saja yang ingin merasakan pengalaman unik dan berkesan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI