Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Filosofi 10.000 Tendangan dan Relevansinya dalam Dunia Kerja

3 Juni 2024   10:42 Diperbarui: 3 Juni 2024   11:03 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Mehmet Turgut  Kirkgoz : www.pexels.com

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who had practiced one kick 10,000 times

Itu adalah sebuah kutipan dari Bruce Lee, sang maestro bela diri. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, "Saya tidak takut pada orang yang telah berlatih 10.000 jenis tendangan tapi hanya sekali, tetapi saya takut pada orang yang telah berlatih satu tendangan sebanyak 10.000 kali."

Keren sekali, bukan? Pertanyaannya, apakah filosofi ini masih tepat diterapkan di dunia kerja zaman sekarang? Mari kita bedah bersama-sama!

Kualitas vs Kuantitas: Relevansi di Segala Bidang

Jujur saja, pepatah Bruce Lee ini memang tepat sasaran. Di dunia kerja yang serba cepat dan kompetitif ini, tidak cukup hanya memiliki banyak keterampilan.

Tapi yang lebih penting adalah kualitas keterampilan tersebut. Mau bisa banyak hal tetapi medioker semuanya, percuma saja. Lebih baik mahir dalam satu hal, tetapi benar-benar mahir dan dapat diandalkan.

Contoh nyata? Misalnya, di bidang pemasaran. Mungkin ada orang yang bisa mengerjakan banyak platform media sosial. Namun, jika hasilnya hanya asal posting tanpa strategi yang kuat, ya tetap saja tidak efektif.

Sebaliknya, ada orang yang hanya mahir di satu platform saja, misalnya TikTok. Tetapi dia memahami betul algoritmanya, tahu cara membuat konten yang menarik dengan cara joget-joget nggak jelas, dan bisa membangun keterlibatan dengan audiens. Nah, ini baru disebut jagoan!

Spesialis vs Generalis: Menyesuaikan dengan Kebutuhan

Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri juga bahwa terkadang dunia kerja membutuhkan orang yang generalis. Misalnya, di perusahaan startup kecil yang masih dalam tahap awal. Satu orang harus bisa mengerjakan semua tugas, dari pemasaran sampai desain grafis, tapi tidak termasuk ngosek WC ya.

Nah, di situasi seperti ini, memiliki banyak keterampilan dasar tetap dibutuhkan agar bisa beradaptasi dan mengembangkan bisnis bersama-sama.

Upgrade Keterampilan Adalah Kunci

Bukan hanya mimpi saja yang bisa jadi kunci (kata Nidji dalam lagu "Laskar Pelangi"). Kutipan Bruce Lee ini mengajari kita untuk fokus terus mengembangkan keterampilan yang dimiliki. Jangan berhenti belajar, dan mencari cara untuk meningkatkan kemampuan kita dalam bidang tersebut.

Ikuti kursus, baca artikel dan buku yang relevan, atau coba praktik langsung di proyek kerja. Dengan begitu, keterampilan kita akan semakin tajam dan dapat diandalkan di dunia kerja.

Kutipan Bruce Lee tadi masih tetap relevan di dunia kerja saat ini. Fokus mengembangkan satu keterampilan dengan baik jauh lebih bermanfaat dibandingkan memiliki banyak keterampilan tetapi medioker.

Namun, tetap ingat juga bahwa terkadang menguasai "10000 jenis tendangan" juga dibutuhkan tergantung pada situasi dan jenis pekerjaan. Yang penting, jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan keterampilan yang dimiliki.

Dengan begitu, kamu akan menjadi orang yang ditakuti dalam arti dihormati karena kemampuan dan keahlianmu di bidang tersebut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun